Sonora.ID - Perairan Natuna saat ini sedang memans akibat kapal China yang memasuki teritorial Indonesia tanpa izin.
Menanggapi hal tersebut, dua KRI milik TNI AL yaitu KRI Ciptadi dan Teuku Umar berlayar dengan ratusan personel gabungan angkatan laut, darat dan udara untuk berpatroli di perairan Natuna.
Sementara tiga kapal TNI Angkatan Laut lainnya tengah dalam perjalanan untuk mengikuti operasi ini.
Hal ini dilakukan untuk memantau pergerakan kapal asing yang memasuki batas wilayah perairan Indonesia.
Baca Juga: China Bersikeras Klaim Memiliki Hak dan Kedaulatan Atas Laut Natuna
Panglima Komando Gabungan WIlayah Pertahanan I, Laksda Yudo Margono mengatakan pihaknya akan melakukan tindakan tegas untuk pelanggaran di perairan Indonesia.
"Operasi ini tidak hanya berjalan sehari dua hari, atau seminggu maupun sebulan. Operasi ini bisa berjalan berhari-hari untuk melaksanakan kedaulatan hukum," ujarnya.
Indonesia melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi telah membantah klaim China soal kepemilikan mereka akan Natuna.
"Indonesia tidak akan mengakui klaim sepihak China yang tidak memiliki landasan hukum internasional," kata Retno kepada media.
Baca Juga: Menteri Pendidikan Malaysia Mundur karena Kebijakannya Kontroversial
Menko Polhukam Mahfud MD memastikan adanya pelanggaran zona ekonomi ekslusif di perairan Natuna sebagai negara yang memiliki kedaulatan atas hukum internasional Menko polhukam akan bertindak untuk menjaga perairan Indonesia.
"Secara hukum nasional, China tidak punya hak (untuk memasuki perairan Indonesia tanpa izin)," kata Mahfud MD.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan kondisi Natuna dengan China tidak mengganggu investasi di Indonesia.
Baca Juga: Anak Bruce Lee Gugat Restoran di China Karena Gunakan Gambar Sang Ayah
"Kita harus mencari suatu solusi yang baik. Bagaimanapun China adalah negara sahabat," ungkap Prabowo, di Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Kapal asing yang melintasi wilayah perairan Indonesia secara ilegal tertangkap kamera patroli udara TNI Angkatan Laut.
Hingga Jumat (3/1/2020) pagi, tercatat ada 30 kapal asing memasuki zona ekonomi ekslusif Indonesia.