Sonora.ID - Sebelumnya secara terang-terangan Amerika Serikat mengatakan telah membunuh pemimpin Pasukan al-Quds Iran Qasem Soleimani.
Merasa tidak terima karena pemimpin mereka mati terbunuh, Iran melakukan erangan balasan yang cukup mengerikan.
Tidak hanya itu, bahkan orang nomor satu di Amerika Serikat tersebut secara terang-terangan menyatakan akan menghancurkan 52 situs yang ada di Iran, jika berani melakukan serangan balasan di kemudian hari.
Baca Juga: DPR: Ketegangan Amerika-Iran Bisa Berdampak Perekonomian Indonesia
Namun nyatanya serangan rudal balasan yang di lakukan oleh Iran ke markas pangkalan militer AS di Irak ternyata mampu membungkam Presiden Trump.
Setelah adanya serangan Presiden Donald Trump melakukan pidato yang berisi sinyal isyarat Amerika Serikat tidak ingin melanjutkan perang dengan Iran.
Tindakan Trump yang mendadak berbeda 180 derajad menimbulkan berbagai spekulasi.
Namun ternyata jika diulas secara jeli justru tindakan menghentikan agresi milliter ke Iran Trump ini memiliki makna kiasan yang tersirat.
Baca Juga: Konflik Iran Vs AS Memanas, Kemenlu Diminta Persiapkan Evakuasi WNI
Dosen Hubungan Internasional Universitasa Gadjah Mada (UGM) Siti Mutiah menjelaskan makna dibalik pengambilan sikap presiden Trump yang mendadak berubah 180 derad dari sebelumnya.
Sikap tersebut diambil Trump karena ada risiko besar yang harus ditanggung jika Amerika Serikat melakukan serangan balik ke Iran.
Risikonya, perang regional yang tak akan pernah habisnya, seperti yang terjadi di Suriah.
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Merosot Usai Donal Trump Redam Agresi Militter
Menurut Mutiah, AS juga memiliki pengalaman warga negaranya yang terancam di seluruh dunia.
"Sekali lagi AS itu punya pengalaman terancamnya warga negaranya di seluruh dunia. Itu yg mereka takuti," kata Mutiah, yang biasa disapa Titik, dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/1/2020).
Ancaman-ancaman terhadap warganya di berbagai belahan dunia, tidak bisa diduga oleh Amerika Serikat, meski negara itu memiliki peralatan militer canggih.
Baca Juga: Jokowi Ingin Tinjau Korban Banjir, Walikota Bekasi: Jangan Deh
Oleh karena itu, setelah serangan AS yang menewaskan Qasem, Kedutaan AS di negara-negara Timur Tengah mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak.
"Karena sel-sel kecil ini banyak. Sekarang kalau tuduhan AS itu benar bahwa Iran mendukung Hezbollah, Hezbollah ada di mana-mana lho. Ini yang mereka tidak bisa duga," kata Titik dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Ramalan Shio 10 Januari 2020: Shio Naga Anda Menjadi Pusat Perhatian