Filosofi Kemakmuran dari Kue Keranjang atau Dodol Cina Khas Imlek

21 Januari 2020 13:00 WIB
Kue Keranjang yang disediakan setiap hari Tahun Baru Imlek
Kue Keranjang yang disediakan setiap hari Tahun Baru Imlek ( Bobo.grid.id/Aan Madrus)

Sonora.ID – Saat kue keranjang mulai menjamur dijajakan di pasaran atau pun pertokoan, saat itu lah menjadi pertanda bahwa Imlek sebentar lagi tiba.

Menyantap dan membagikan kue keranjang saat Imlek tiba sudah menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan oleh leluhur orang-orang Tionghoa.

Berbagai hidangan khas Imlek dipercaya memiliki filosofi kemakmuran. Salah satunya adalah kue keranjang.

Baca Juga: Serba-serbi Salad Yu Sheng Khas Imlek, Aduk yang Tinggi dan Maknanya

Kue cokelat manis ini dibawa oleh para orang-orang Tiongkok yang migrasi ke Indonesia sejak 1-6 SM.

Kue keranjang terbuat dari adonan tepung ketan dan gula yang dicetak  dalam sebuah keranjang kecil berbentuk bulat dan berlubang. Itu sebabnya kue ini disebut kue keranjang.

Kue keranjang itu lengket, kenyal, dan manis rasanya, mirip dengan dodol. Oleh karena itu, di Jawa Barat kue ini disebut dodol cina.

Baca Juga: Mengapa Tidak Boleh Sapu Rumah Saat Imlek? Yuk, Simak Serba-serbi Perayaan Tahun Baru Imlek

Nama kue ini sebenarnya nian gao. Nian artinya tahun. Gao artinya kue. Nian gao adalah kue tahunan yang hanya keluar setahun sekali yaitu sekitar tahun baru Imlek.

Simbol dalam Kue Keranjang

Dilansir dari Bobo.grid.id, Kue keranjang memiliki filosofi atau simbol-simbol yang melambangkan kemakmuran, diantaranya adalah:

  1. Kuenya lengket melambangkan persaudaraan yang semakin erat dan rukun.
  2. Rasanya manis melambangkan kehidupan yang ceria, penuh keberuntungan dan siapa yang memakannya akan berkata baik-baik.
  3. Bentuknya bulat melambangkan persatuan, kerukunan, keceriaan, keberuntungan, dan kesuksesan. 

Baca Juga: Ucapan Tahun Baru Imlek 2020 Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris

Kue Sesaji dan Kue Keberuntungan

Kue keranjang adalah kue sesaji. Kue ini ditaruh di meja altar sejak seminggu sebelum Imlek dan baru boleh dimakan setelah hari raya Cap Go Meh. Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Imlek.

Secara tradisi, kue keranjang adalah kue pertama yang dimakan di tahun baru Imlek. Dengan menyantap kue yang manis itu, diharapkan sepanjang tahun itu hidup akan berjalan dengan manis penuh keberuntungan.

Kue ini pun tak boleh disajikan sembarangan. Paling tidak jangan menyajikannya dalam jumlah empat potong. Karena bagi orang Tionghoa, empat atau shi artinya mati dan bukan merupakan hal baik atau akan bernasib sial.

Baca Juga: Jelang Imlek, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Virus Corona

Lebih baik menyajikannya dalam jumlah ganjil. Kalau pun akan disajikan dalam jumlah genap, paling baik disajikan enam buah. Dan yang tak boleh dilupakan, kue keranjang disusun menjulang ke atas dengan makna agar segala doa bisa tersampaikan kepada dewa-dewa di atas.

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm