Sonora.ID - Menyambut Tahun Baru Imlek 2571, beberapa warga Tionghoa pasti sudah menyiapkan berbagai hiasan dan makanan untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat.
Sepeti diketahui, perayaan Imlek identik dengan warna merah yang meriah karena melambangkan keberuntungan.
Berbagai hiasan juga biasanya dipasang saat menjelang Imlek. Hiasan itu seperti lampion, pohon angpao maupun makanan seperti buah jeruk.
Baca Juga: Apa Makna di Balik Menyediakan Buah Jeruk saat Tahun Baru Imlek?
Selain hiasan dan makanan, ada tradisi turun temurun warga Tionghoa saat menyambut Imlek. Tradisi itu bisa berupa anjuran atau larangan.
Salah satu yang menjadi larangan saat menyambut Tahun Baru Imlek adalah mencuci rambut atau keramas.
Meski dianjurkan untuk memotong rambut saat menyambut Tahun Baru, namun warga Tionghoa dilarag untuk keramas di hari pertama Imlek.
Hal ini karena dalam Bahasa Mandarin, kata rambut (发; fā) memiliki pengucapan dan karakter yang sama dengan kata facai (发财), yang bermakna ‘menjadi kaya’.
Baca Juga: Jelang Imlek, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Virus Corona
Oleh sebab itu, ini dipandang sebagai hal yang tidak baik “mencuci bersih keberuntungan seseorang” di awal tahun baru.
Sehingga, mencuci rambut atau keramas saat Imlek akan menghilangkan keberuntungan selama satu tahun mendatang.