Sonora.ID - Banjir yang mengenangi Lampung Utara menjadi saksi bisu perjuangan seorang guru SD yang memiliki tekat tinggi dalam mengajar.
Guru yang akrab disapa Bu Yuliana adalah seorang guru di SD 3 Bandar Agung, Muara Sungkai, Kabupaten Lampung Utara.
Dialah sosok guru yang tak gentar dalam mengajar dan memberikan dedikasinya kepada generasi penerus bangsa.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Bongkar Aksi Perdagangan Anak & Bisnis Prostitusi Yang Libatkan Anak Umur 14th
Kala musim penghujan tiba jalanan menuju sekolahnya kerap kali diterjang banjir. Bahkan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa atau kadang sampai dada.
Alih-alih memilih untuk tidak berangkat mengajar, Yuliana malah justru bersi keras melawan banjir dan tetap pergi mengajar.
Terkadang dirinya juga dilarang oleh sang suami, karena merawa khawatir dengan medan yang harus dirinya tempuh.
Baca Juga: Sudinkes Jakarta Utara Bagi Tips Agar Terhindar Dari Virus Corona
“Sudahlah, Bu, izin aja, libur ngajar dulu hari ini. Pasti banjir lagi, semalam (hujan) deras,” kata Gunawan suami dari Yuliana seperti dikutip dari Kompas.com.
Namun demi dapat menuntaskan tanggung jawabnya sebagai guru, Yuliana menolak permintaan sang suami untuk libur.
Kala banjir mengenangi jalannya, Yuliana memilih untuk menempuh perjalanan dengan berjalan kaki.
Jarak antara tempat tinggal dan tempatnya mengajar, terbilang cukup jauh untuk ukuran berjalan kaki.
Baca Juga: Ini Potret 6 Stadion Utama Pilihan FIFA Untuk Piala Dunia U-20 2021
Kurang lebih jarak yang harus ditempuhnya berkisar 3 kilometer.
Yuliana bukan sekali dua kali menerjang banjir demi tetap mengajar, namun kegiatan ini telah dirinya lakoni sejak tahun 1992.
Bahkan sering kali dirinya terpeleset hingga membuat tas dan seluruh bawaannya basah kuyup karena tercebur kedalam air bah.
Baca Juga: Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Penuhi Panggilan KPK Untuk Diperiksa
Meski begitu Yuliana tidak menginginkan pemerintah mengirimkan perahu karet. Dirinya lebih menginginkan agar pemerintah daerah menimbun dan memperbaiki jalan umum yang hancur itu.
“Harusnya ditimbun, agar lebih tinggi dari pinggiran. Daerah sini kebun dan rawa. Juga dekat Sungai Sungkai, kalau musim hujan begini pasti banjir. Lalu dibuatkan talud dan drainase juga,” tutur Yuliana.
Baca Juga: Tonton Video Klip Billie Eilish - 'everything i wanted' yang Ia Sutradarai Sendiri