Selain orang dengan suhu badan yang tinggi, orang yang berbau keringat atau belum mandi juga menjadi sasaran empuk gigitan nyamuk.
Tak hanya yang berbau kurang sedap, namun orang yang menggunakan wewangian atau parfum dengan aroma buah-buahan dan bunga juga berpotensi lebih tinggi.
“Kemudian orang yang banyak mengeluarkan karbon dioksida, jadi yang napasnya cepat berarti kan mengeluarkan karbon dioksidanya banyak, nah itu lebih cenderung digigit oleh si nyamuk,” tambah dr. Santi.
Baca Juga: Pahami Jam Biologis Tubuh Anda Untuk Mengurangi Risiko Infeksi Virus
Kemudian pihaknya juga menambahkan bahwa orang dengan golongan darah O paling sering digigit oleh nyamuk, sedangkan yang paling jarang digigit nyamuk adalah orang dengan golongan darah A.
Meski demikian, data tersebut masih berdasarkan penelitian yang belum bisa dipastikan alasannya secara ilmiah.
Jadi dr. Santi menegaskan untuk menghindari gigitan nyamuk seseorang setidaknya harus memiliki daya tahan tubuh yang baik, rajin mandi, serta tidak menggunakan wewangian buah atau bunga.
Baca Juga: Korban Makin Bertambah, Seperti Apa Gejala Virus Coronavirus?