Sonora.ID - Virus corona yang tersebar di China dan wabah SARS di tahun 2003 memiliki dua kesamaan. Keduanya berasal dari keluarga virus corona dan ditularkan melalui hewan ke manusia.
Melansir Kompas.com, dalam kasus SARS, dan mungkin juga di wabah virus corona ini, kelelawar menjadi inang. Kemudian, mereka menginfeksi hewan lain melalui kotoran atau saliva dan perantara pun tanpa disadari menularkan virus tersebut kepada manusia.
Kelelawar merupakan pembawa penyakit paling banyak. Dari total 137 penyakit, sekitar 60 penyakit bisa 'ditransfer' langsung atau tidak langsung dari kelelawar ke manusia.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain, virus corona, virus hanta, virus lyssa, virus corona SARS, virus rabies, virus lassa, virus henipah, virus ebola dan virus marburg.
Baca Juga: Diduga Terinfeksi Virus Corona, Anak Ini Ditinggal Orang Tuanya di Bandara
Hewan yang takut dengan cahaya terang ini penuh dengan penyakit karena mereka cenderung hidup dalam koloni dalam jarak dekat. Hal itu membuat penyebaran penyakit tidak terhindarkan.
Bahkan, hewan ini tidak mati walaupun ia memiliki virus dalam tubuhnya.
Salah satu studi menunjukkan, bahwa kelelawar hanya menderita sedikit dari virus yang mereka bawa karena mereka 'membocorkan' DNA ketika mereka terbang.
Terbang adalah hal yang sangat sulit dan berat dibanding mamalia lain. Saat terbang, kelelawar akan mengeluarkan DNA ke dalam sel.
Pada kebanyakan mamalia, DNA yang bocor ini akan dianggap sebagai virus dan akan diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Untuk menghindari menyerang jaringan mereka sendiri, para peneliti percaya kelelawar telah berevolusi untuk memiliki reaksi yang lebih ringan terhadap virus.
Baca Juga: Virus Corona Semakin Meluas, Disneyland Hong Kong Ditutup
Hal ini yang dianggap peneliti akan memungkinkan virus dan kelelawar hidup bersama dengan 'damai' dalam satu tubuh.
Kelelawar menyebarkan virus melalui kotorannya. Jika mereka menjatuhkan kotoran di buah yang akan dimakan oleh hewan, hewan pemakan pun menjadi pembawa penyakit.