Sonora.ID - Millen Cyrus diketahui tengah mempersiapkan diri untuk operasi ganti kelamin. Hal itu diduga dalam video yang beredar di sosial media.
Video tersebut memperlihatkan Millen yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.
Dalam video tersebut, ia juga sempat menjawab pertanyaan temannya mengenai apa yang sedang ia lakukan di rumah sakit.
"Saya mau seperti cinderella. Aku mau dibuat insang," jawab Millen Cyrus sebagaimana diunggah oleh akun Instagram @lambeturah_official.
Baca Juga: Ingin Tunda Menopause? Tenang, 5 Cara Ampuh Ini Bisa Jadi Solusi
Terkait hal itu, operasi ganti kelamin menjadi perbincangan berbagai kalangan masyarakt belakangan ini. Pasalnya ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung pelaku operasi.
Dr. Richard Paulson, presiden dari American Society for Reproductive Medicine (ASRM), tidak melihat alasan biologis mengapa prosedur ini tidak akan berhasil di tubuh pria. "Akan ada tantangan tambahan, tetapi saya tidak melihat masalah yang jelas yang akan menghalanginya," ujarnya.
Meski demikian, ada sejumlah risiko yang terlibat dengan transplantasi rahim. Saima Aftab, direktur medis Pusat Perawatan Janin di Rumah Sakit Anak Nicklaus menyebut operasi itu sendiri adalah prosedur yang rumit.
Dibutuhkan organ untuk terhubung dengan benar ke pembuluh darah dan arteri tubuh sehingga memiliki pasokan darah yang memadai. Jika ada masalah dengan suplai darah, organ akan mulai mati.
Selain itu, orang yang menjalani transplantasi organ apa pun perlu minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh mereka sehingga tubuh tidak menolak organ tersebut. Tetapi obat-obatan ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi.
Pada pria, bisa ada beberapa risiko tambahan.
Baca Juga: Keputihan Bisa Memicu Kanker Mulut Rahim, Mitos atau Fakta?
"Pembedahan akan menjadi lebih rumit karena anatomi tubuh tidak dirancang secara alami agar ada ruang dan pasokan darah untuk rahim," kata Aftab.
Selain itu, pria tidak menghasilkan hormon yang diperlukan untuk mendukung kehamilan , sehingga mereka akan membutuhkan banyak terapi hormon untuk memungkinkan kehamilan terjadi, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan lagi.
Akhirnya, jika transplantasi rahim dilakukan pada orang dengan anatomi pria, orang itu harus melahirkan melalui operasi caesar karena panggul pria terlalu sempit untuk dilewati bayi, kata Aftab. C-section juga merupakan operasi besar yang disertai risiko.