Tidak hanya itu, daging juga sedikit lengket dan memiliki tekstur seperti benang. Untuk penyajiannya, biasanya daging trenggiling akan dipotong terlebih dahulu sebelum direbus dan disajikan dengan saus jintan. Daging trenggiling juga bisa disantap dengan nasi.
Mengutip buku “Medicine and Health Cuisine” yang ditulis oleh Mei Wei terbitan DeepLogic, trenggiling yang juga disebut sebagai “penjaga hutan” juga dimanfaatkan sisiknya sebagai bahan dasar makanan tradisional di area pegunungan Fujian, China.
Dikombinasikan dengan beberapa bahan lain seperti jahe, bawang bombay, gula putih, dan anggur merah, daging trenggiling dianggap memiliki tekstur yang halus dan sedikit lembek.
Baca Juga: Selain Virus Corona, Kelelawar Bawa 137 Virus Penyakit yang Berbahaya
Memakan daging trenggiling dikatakan dapat menghilangkan penyakit kulit dan juga dapat mendetoks tubuh.
Mengutip buku “Pangolins: Science, Society and Conservatin” terbitan Academic Press, obat medis yang memiliki sisik trenggiling merupakan salah satu obat paling populer untuk dikonsumsi dibandingkan dengan bagian trenggiling lainnya.
Sebab, obat tradisional berbahan dasar sisik trenggiling dipercaya dapat mengobati rematik, penyakit kulit, bengkak dan luka bernanah, asthma, melancarkan ASI, hingga mengobati kanker. Maka dari itu, sisik trenggiling adalah bahan yang biasa dipakai dalam pembuatan obat tradisional di China.
Baca Juga: Penelitian di Harvard Menyebut Seharusnya Indonesia Sudah Terinfeksi Virus Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Trenggiling Diduga Penyebar Virus Corona, Mengapa Orang China Makan Trenggiling?