Sonora.ID - Bertepatan dengan Hari Valentine (14/2/2020) kemarin, komunitas non-profit yang bergerak di bidang mental illnes, Ubah Stigma bekerja sama dengan Plaza Indonesia dan Foresthree Coffee menggelar Coffee Date With Us.
Dalam acara kali ini Ubah Stigma menghadirkan tiga pembicara profesional di bidang kesehatan mental. Mereka di antaranya adalah Psikolog dan Pendiri Cinta Setara Rena masri, Co-founder Menjadi Manusia Adam A. Abednego dan beauty influencer Agnez Oryza.
Ketiga pembicara mengisi sesi talkshow selama acara berlangsung dengan tema 'Keterbukaan dan kesesiaan satu sama lain untuk menjaga kesehatan hubungan'.
Baca Juga: Ramalan Shio 13 Februari 2020: Shio Macan Harus Jaga Kesehatan Mental Anda
Psikolog dan Pendiri Cinta Setara Rena masri mengatakan bahwa keterbukaan adalah kunci seseorang untuk terhindar dari kesehatan mental.
"Jika seseorang terbuka kepada keluarga atau orang terdekat, mereka akan menceritakan apa yang mereka rasakan sehingga tidak ada lagi beban yang ia pikul sendiri," kata Rena di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Menurutnya, selain terbuka dengan kerabat terdekat, penting juga untuk seseorang bisa terbuka dengan dirinya sendiri.
"Terbuka dengan diri sendiri tak kalah penting dengan terbuka kepada orang lain. Terbuka di sini bisa saja kita mengakui kekurangan dan kelebihan kita, jujur pada diri sendiri. Setelah itu kita pasti bisa menerima diri kita dan lebih mencintai diri sendiri," ujarnya.
Sependapat dengan Rena, Agnez juga menilai bahwa mencintai diri sendiri sama pentingnya dengan mencintai orang lain.
"Menurut saya, manusia itu seperti gelas kosong. Jika ia ingin mengisi air kepada gelas yang lain, maka ia harus memastikan gelasnya berisi air. Kalau gelasnya sendiri kosong, maka ia tidak bisa memenuhi gelas orang lain," ungkap Agnez.
Baca Juga: Ariel Tatum Idap Gangguan Mental Borderline Personality, Kenali Tanda-tandanya!
Di kesempatan yang sama, Co-founder Menjadi Manusia Adam A. Abednego mengatakan bahwa keterbukaan menjadi sebuah tanda bahwa manusia memiliki kekurangan.
"Menurut saya keterbukaan menjadi sebuah tanda bahwa kita ada kurangnya atau lebihnya. Selain itu, dengan keterbukaan kita bisa meraih sesuatu yang bisa kita pelajari," kata Adam.
Selain itu, lanjutnya, dengan terbuka manusia akan lebih berani menyampaikan atau mengekspresikan apa yang sedang mereka rasakan.
"Kebanyakan dari kita saat ini pasti diselimuti ketakutan untuk lebih terbuka. Entah itu terbuka untuk menyampaikan amarah, emosi atau apapun yang mereka rasakan. It's okay kalau kita insecure, kita kecewa, kita marah, itu semua wajar kok dialami manusia," jelas Adam.