Sonora.ID – Perjanjian untuk mengakhiri konflik Amerika Serikat dan Taliban akhirnya ditandatangani dan menjadi kesepakatan bersejarah untuk mengakhiri perang selama 18 tahun.
Penandatanganan kesepakatan antara AS dan Taliban dilakukan di Qatari, ibukota Doha hari Sabtu, 29 Februari 2020.
Menlu AS Mike Pompeo memuji penandatanganan kesepakatan dengan Taliban sebagai "hari penting".
Baca Juga: CEK FAKTA: Paus Fransiskus Terinfeksi Virus Mematikan Corona?
Tak hanya merayakan "hari penting" itu, Pompeo juga memberikan serangkaian daftar kepada Taliban yang harus mereka ikuti untuk menunjang kesuksesan.
Melansir laman Sky News, Menlu AS 56 tahun itu mengatakan, negaranya dan Taliban telah tenggelam dalam sikap bermusuhan dan ketidakpercayaan.
Pompeo berujar upaya memberi perdamaian di Taliban mulai menunjukkan hasil setelah Taliban menyiratkan ketertarikan untuk mencapai perdamaian.
Baca Juga: Gertakan Pertama Dari Iran, Donald Trump Beri Kode untuk Berdamai
Taliban disebut memutus relasi dengan Al Qaeda dan kelompok teroris lainnya.
"Mereka juga mengakui bahwa mecapai kemenangan lewat militer adalah mustahil," katanya.
Kesepakatan itu diteken perwakilan dua negara. Dari AS diwakili Zalmay Khalilzad. Sementara Taliban mengajukan Ketua Politik Mullah Abdul Ghani Baradar.
Dalam perjanjian tersebut, Washington menyepakati mereka akan menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan paling lambat dalam 14 bulan.
Kemudian mereka tidak akan menggunakan kekerasan melawan rakyat Afghanistan, maupun mengintervensi segala urusan dalam negeri.
AS juga berjanji bakal menyediakan dana tahunan yang akan dipergunakan untuk melatih, mempersenjatai, dan menjadi penasihat pasukan Afghanistan.
Baca Juga: Intel Israel Bantu Amerika Serikat dalam Pembunuhan Jenderal Iran
Berikut merupakan poin kesepakatan AS dan Taliban:
"Ini adalah cara kami memastikan Afghanistan tidak akan lagi menjadi basis bagi teroris internasional," tegas mantan Direktur CIA itu.
Baca Juga: Mengira Terinfeksi Virus Corona, WN Korsel Nekat Gantung Diri di Hotel Solo
Pompeo menjelaskan level kekerasan di Afghanistan turun ke titik terendah dalam empat tahun terakhir, buntut dari gencatan senjata selama sepekan.
Sementara di sisi lain, Kabul juga merespons dengan mengurangi tentaranya sebagai bentuk penghormatan atas gencatan senjata kedua kubu.
"Ini tentu bukanlah hal sempurna. Tetapi, Taliban mendemonstrasikan bahwa selama sepekan jika mereka ingin perdamaian, mereka bisa melakukannya," ulasnya.
Baca Juga: DPR: Ketegangan Amerika-Iran Bisa Berdampak Perekonomian Indonesia
Terpisah dalam upacara berbeda di Kabul, Presiden Ashraf Ghani menyatakan seluruh rakyatnya sudah lama merindukan perdamaian.
"Hari ini (Sabtu) adalah waktu terbaik melangkah melewati masa lalu," ujarnya seraya menyerukan mengheningkan cipta bagi para korban tewas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resmi Tanda Tangani Kesepakatan dengan Taliban, Menlu AS: Ini Hari Penting"