Sonora.ID - Semenjak wabah virus corona menjangkit masyarakat Indonesia, tersiar berita-berita kosong alisa hoax ditengah kalangan masyarakat.
Baik itu informasi mengenai pencegahan maupun penularan virus corona. Akibatnya banyak masyarakat yang merasa panik dan was was.
Alih-alih terhindar dari virus corona malah dapat membuat penyakit lain datang menghampiri tubuh kita.
Baca Juga: Karena Corona, Pemerintah Abai dengan Kasus DBD di NTT yang Memakan Banyak Korban
Berikut adalah 6 mitos atau hoax yang dapat menyesatkan masyarakat soal virus korona yang beredar luas di masyarakat.
1. Bawang Putih
Para nitizen dimedia sosial ramai-ramai memberikan rekomendasi bahwa bawang putih efektif dalam mengatasi penyebaran dan mencegah tubuh terinfeksi virus corona.
Dalam beberapa kasus, pengobatan dengan bawang putih tidak berbahaya selama penggunaannya disesuaikan dengan aturan medis. Karena bawang putih memiliki sifat anti mikroba.
Namun, konsumsi bawang putih berlebih bisa jadi berbahaya juga.
Baca Juga: Setidaknya 1.000 Lebih Tentara Israel Dikarantina Karena Virus Corona
The South China Morning Post melaporkan seorang wanita harus diberi perawatan di rumah sakit karena tenggorokkannya meradang setelah mengonsumsi 1,5 kilogram bawang putih mentah.
Kebanyakan dari kita memahami bahwa mengonsumsi buah dan sayur juga minum air bisa menjaga kesehatan tubuh.
Tapi sejauh ini masih belum ada bukti kuat terkait makanan tertentu yang mampu menjaga kita dari virus tertentu.
Baca Juga: Selepas Banjir & Virus Corona, Naomi Si Anak Indigo Ramalkan Bencana Ini Akan Terjadi di Tahun 2020
2. Minum Air Setiap 15 Menit
Seorang dokter dari jepang mengunggah sebuah nasehat kepada masyarakat untuk terus minum air setiap 15 menit sekali.
Menurut dokter tersebut minum air setiap 15 menit dapat mencegah timbulnya virus melalui mulut.
Bahkan unggahan tersebut telah dibagikan ke berbagai negara dan dipercayai oleh sebagian warganet yang menerima broadcast tersebut.
Baca Juga: Sempat Tertunda Karena Virus Corona, Ini Jadwal terbaru MotoGP 2020
Menurut Profesor Bloomfield, sejauh ini belum ada bukti bahwa minum air setiap 15 menit dapat membantu mengurangi virus.
Virus di udara masuk ke tubuh melalui saluran pernapasan ketika manusia bernapas. Beberapa di antaranya mungkin masuk ke mulut.
Tapi seberapa banyak pun manusia meminum air,tidak akan mencegah apalagi mengurangi virus yang masuk.
Baca Juga: Cegah Corona, Warga Rusia yang Tolak Karantina Akan Dipenjara
3. Konsumsi Air Panas
Seorang masyarakat asal negara Thailand mengunggah sebuah informasi ke laman twitter dan menyebut bahwa mengkonsumsi air dalam keadaan panas atau mandi dengan air panas dapat mencegah virus corona.
Dirinya mengklaim mendapatkan informasi tersebut didapatkannya dari UNICEF.
Hal itu tentu langsung mendapat respon dari UNICEF. Charlotte Gornitzka salah satu pejabat resmi UNICEF menyatakan bahwa informasi terkait minum air panas sampai tidak boleh makan es krim yang dikeluarkan oleh UNICEF adalah sesuatu hal yang tidak benar.
We would like to inform our audiences that the news below attributed to UNICEF is fake. UNICEF Cambodia is NOT the author of this post. Stay informed by following UNICEF official platforms.
For more information on #coronavirus, go to https://t.co/9F30DkELad pic.twitter.com/T0zXMYpMGS
— UNICEF Cambodia (@UNICEFCambodia) March 5, 2020
Mencoba memanaskan tubuh atau membiarkan diri terkena sinar matahari agar terhindar dari virus corona sangat tidak efektif.
Di luar tubuh manusia, menurut Profesor Bloomfield, "Anda butuh suhu sekitar 60 derajat Celsius untuk bunuh virus." Itu tentu jauh lebih panas daripada mandi air panas atau sauna.
Baca Juga: Bertambah 2 Orang, Kini Ada 4 Orang WNI yang Positif Virus Corona
4. DIY Hand Sanitizer
Rupanya penggunaan gel sanitiser untuk tangan kurang efektif menangkal bakteri dan virus.
Cuci tangan adalah salah satu cara utama untuk mencegah penyebaran virus. Ketika gel sanitiser di Italia mulai langka, resep gel buatan sendiri mulai viral di media sosial.
Namun resep yang ada di media sosial rupanya lebih cocok sebagai desinfektan yang mampu bersihkan permukaan benda.
Baca Juga: Italia Nekad Karantina 15 Juta Warganya Karena Wabah Virus Corona
Resep yang beredar menurut para ilmuwan tidak cocok untuk digunakan pada kulit manusia.
Gel tangan berbasis alkohol biasanya juga mengandung emolien yang membuatnya lebih lembut di kulit, di atas kandungan alkohol 60-70 persen.
Menurut profesor Sally Bloomfield di London School of Hygiene and Tropical Medicine, dia meragukan masyarakat mampu membuat produk yang efektif bersihkan tangan di rumah.
Baca Juga: Penjelasan Syeikh Sudais Terkait Penutupan Masjidil Haram Akibat Virus Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Mitos tentang Pencegahan Virus Corona yang Perlu Anda Tahu”