"Perusahaan juga wajib memberdayakan warga sekitar untuk mencegah agar wilayah mereka tidak terbakar. Harus ada inovasi untuk membuka lahan tanpa membakar,"ujarnya.
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho menjelaskan, ada beberapa wilayah di Sumatera Selatan yang rawan terbakar.
Wilayah tersebut yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin , Ogan Ilir dan Musi Banyuasin.
Baca Juga: Banyak Pihak Tak Setuju Ahok Pimpin Ibu Kota Baru, PPP: Tentu Wajar Saja
"Kita akan cek kesiapan dari perusahaan ini bagaimana. Apakah alatnya sesuai standar atau tidak. Karena penanggulangan ini menjadi prioritas,"jelas Rasio.
Selain itu tiga Provinsi lain yang juga memiliki dampak besar jika terbakar adalah Jambi, Riau dan Sumatera Selatan memiliki luasan lahan gambut yang banyak.
Bahkan dampaknya dapat lebih buruk karena faktor topografi, cuaca dan juga faktor ekstern lainnya.
"Bahkan dampaknya bisa berbulan-bulan karena tiupan arah angin ke lokasi karhutla tersebut,"ungkapnya.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Bertambah 13, Pasien Positif Corona di Indonesia Jadi 19 Orang
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, mereka menyiapkan dana sebesar Rp 37 miliar untuk penanggulangan karhutla.
"Kami menunggu program konkret dari pemerintah daerah (Kabupaten/kota) untuk penanggulangan Karhutla. Kita sudah siapkan dana APBD Rp37 miliar untuk penanggulangan karhutla ini,"jelasnya.
Baca Juga: VIRAL VIDEO Siswi SMK Dilecehkan Teman-temannya, Terduga Pelaku: Kami Bercanda