Sonora.ID - Maraknya penyebaran virus corona yang terjadi bukan hanya di Indonesia tetapi juga hampir di seluruh belahan dunia, membuat masyarakat dunia panik.
Masyarakat Indonesia pun tak sedikit yang ketakutan dengan adanya penyebaran virus corona yang hingga saat ini masih terjadi.
Di tengah ketakutan tersebut, masyaraat pun mencari harapan akan matinya virus corona yang termasuk ke dalam kategori virus berbahaya.
Sejauh ini, masyarakat berhadap bahwa virus corona tersebut akan mati pada saat Indonesia memasuki musim panas.
Baca Juga: Cegah Corona, Begini Langkah-langkah Membersihkan Handphone Anda!
Pasalnya pada musim tersebut kondisi akan lebih kering sehingga virus yang menempel pun akan lebih sedikit.
Pemahaman tersebut ternyata belum di uji kebenaranannya, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menyatakan hal tersebut.
“Betul atau tidak, enggak bisa dijawab. Karena sampai saat ini belum diketahui apakah hanya dengan panas matahri dia mati atau tidak,” jelas dr. Santi.
Meski demikian, dr. Santi pun menjelaskan bahwa sinar matahari mungkin saja mengurangi penularan virus corona karena sinar matahari membantu tubuh manusia membentuk imunitas yang lebih baik.
Baca Juga: Face Mist Bisa Cegah Penularan Virus Corona, Hoaks atau Fakta?
Karena sinar matahari membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat, maka berjemur menjadi langkah yang dianjurkan agar lebih kebal terhadap penularan virus corona.
“Jadi, berjemur tetap dianjurkan,” tegas dr. Santi.
Pihaknya menekankan bahwa usaha yang dilakukan saat ini bukanlah untuk membuat virus tersebut mati, tetapi membuat daya tahan tubuh atau imunitas manusia menjadi lebih baik.
Pasalnya, pihaknya pun menjelaskan bahwa virus pada umumnya akan mati pada suhu 70 derejat celcius.
Baca Juga: Hati-hati, Darah Tinggi Picu Risiko Pasien Virus Corona Meninggal Dunia
Untuk virus corona sendiri, belum diketahui pada suhu berapakah virus tersebut akan mati.
Pemahaman yang salah tersebut, membuat beberapa masyarakat melakukan hal yang tidak perlu atau belum teruji kebenarannya, seperti mandi air panas.
“Orang-orang berlomba-lomba untuk mandi air panas, sebenarnya sampai saat ini belum ada bukti bahwa mandi air panas itu mematikan kuman. Mandi air hangat boleh tapi kalau terlalu panas tidak baik,” ungkap dr. Santi.
Baca Juga: Apabila Pasien Virus Corona Sembuh, Apakah Pasien Menjadi Imun?