Sonora.ID - Penetapan wabah corona sebagai bencana nasional membuat sejumlah wilayah menghentikan sementara proses belajar mengajar di sekolah selama dua pekan demi mengurangi potensi penularan virus.
Selama itu pula, pembelajaran jarak jauh akan diterapkan dan orangtua akan menjadi guru utama.
Hanya saja, terbiasa "mengandalkan" sekolah sebagai tempat anak menimba ilmu, orangtua kerap dibuat bingung saat lokasi kegiatan belajar beralih ke rumah.
Baca Juga: Wabah Corona, Presiden RI: Saatnya Kerja, Belajar, Ibadah dari Rumah
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Kampus Guru Cikal Bukik Setiwan mengatakan, salah satu alasan yang bisa membuat orangtua stres untuk membimbing anak belajar di rumah adalah persepsi tentang belajar itu sendiri.
Masih banyak orangtua menganggap proses belajar identik dengan duduk, membaca buku, atau mengerjakan soal.
"Belajar tak harus duduk diam membaca buku dan mengerjakan soal," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/3/2020).
Baca Juga: Waspada, Jenis Golongan Darah Ini Paling Rentan Terinfeksi Virus Corona
Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua agar proses pembelajaran jarak jauh terasa lebih menyenangkan dan anti-bosan.
Ubah persepsi
Hal pertama yang perlu dilakukan orangtua ialah mengubah persepsi tentang belajar. Belajar bukanlah duduk diam membaca buku atau mengerjakan soal.
Komunikasi berkala dengan guru
Orangtua perlu meminta saran pada guru tentang tujuan belajar, pilihan aktivitas belajar dan cara penilaian belajar anak.
Bisa setiap hari atau setiap minggu sesuai kebijakan sekolah. Bicarakan apa yang mungkin dan yang tidak mungkin dilakukan di rumah.
Cara ini membuat orangtua lebih memiliki arah dalam membimbing anak belajar. Agar aktivitas tidak monoton, orangtua bisa mengandalkan pembelajaran online.
Sisi positifnya, pembelajaran jarak jauh dapat meningkatkan intensitas komunikasi antara guru dan orangtua. Ini merupakan sebuah kesempatan emas untuk menggali apa kelebihan dan kekurangan anak selama belajar di sekolah.
Baca Juga: Jokowi di Kritik Tanpa Ampun Oleh Lembaga Australia, PBB Pasang Badan
Beri penjelasan pada anak
Jelaskan pada anak tujuan dan sasaran belajar per hari atau per minggu. Diskusikan dan sepakati mengenai cara belajar yang nyaman buat anak. Bisa awali dengan pertanyaan, "apa yang membuatmu nyaman dan senang belajar?"
Beri kesempatan anak belajar mandiri
"Orangtua hendaknya jangan terlalu mengontrol anak," saran Bukik.
Hindari mengawasi, memantau dan menasihati anak setiap saat karena akan membuat anak tertekan ketimbang menikmati proses belajar.
Beri waktu pada anak untuk belajar mandiri dan dengan cara yang sudah disepakati.
Baca Juga: Turut Cegah Virus Corona, Asosiasi Ojek Online Mengimbau Penumpang Untuk Bawa Helm Sendiri
Lakukan refleksi berkala
Terakhir tapi justru paling penting, lanjut Bukik, tentukan titik periksa (check point) sebanyak 1 sampai 3 kali dalam sehari.
Pada saat titik periksa, tanyakan pada anak apa ada yang butuh dibantu.
Pada akhir hari, sediakan waktu 10 hingga 20 menit untuk mendiskusikan apa yang asyik dari proses belajar hari ini? Apa pelajaran yang didapatkan? Bagaimana caranya agar besok belajar lebih asyik lagi?