Sonora.ID - Sesaat setelah Presiden Jokowi menyatakan bahwa ada dua WNI yang terinfeksi virus corona pada beberapa minggu yang lalu, masyarakat Indonesia langsung panic dan khawatir.
Pasalnya virus corona merupakan virus yang dinyatakan dalam kategori berbahaya oleh WHO, dan masih terus berkembang hingga saat ini.
Seiring dengan perkembangan dan penyebaran virus yang masih menambahkan jumlah korbannya, masyarakat Indonesia pun masih terus merasa takut dan panik.
Kepanikan tersebut terlihat dari perilaku beberapa orang yang melakukan panic buying, dan menyebabkan beberapa barang atau produk menjadi langka untuk di cari.
Baca Juga: Akui Masukkan Virus Corona ke Tubuhnya, Ningsih Tinampi: Rasanya Apek
Melihat hal tersebut, Master Trainer seklaigus Media Personality, Anthony Dio Martin menyatakan bahwa hal yang penting dimiliki oleh masyarakat Indonesia adalah energi positif.
Di samping harus melakukan atau disiplin dengan imbauan pemerintah, masyarakat Indonesia juga diminta untuk tetap bisa mengeluarkan energi dan emosi yang positif.
Pihaknya menjelaskan bahwa dalam membentuk energi atau emosi yang positif tersebut, masyarakat harus menjauhkan diri dari paranoia.
Baca Juga: Ada Harapan, Penliti ITB Prediksi Penyebaran Corona Berakhir pada April 2020
“Paranoia atau paranoid itulah yang menjadi sumber seseorang bersikap panik,” tegas Anthony.
Sebaliknya, masyarakat harus mengembangkan pronoia atau sifat yang berkebalikan dari paranoia tersebut.
“Pronoia adalah sikap di mana justru kita berharap bahwa suatu yang baik akan terjadi. Wabah ini terjadi siapa tahu melalui wabah ini ada pelajar bagus buat kita. Paling tidak kita belajar tentang kesehatan, paling tidak kita belajar bahwa ini menjadi pembelajaran yang bagus buat banyak negara,” jelas Anthony menambahkan.
Baca Juga: Menanggulangi Panic Buying, Pembelian Bahan Pokok Ini Mulai Dibatasi
Dengan bermodalkan pronoia tersebut, masyarakat Indonesia bisa lebih positif melihat hal yang sedang terjadi saat ini.
Masyarakat bisa lebih disiplin melakukan apa yang diperintahkan oleh pemerintah, agar jumlah korban pun tidak bertambah banyak.
Di sisi lain, pronoia ini juga kemudian membuahkan rasa toleransi dan empati kepada pihak-pihak lain yang berjuang demi menuntaskan virus ini.
Dengan demikian, masyarakat biasa pun akan membantu dengan berdonasi atau dengan lebih menjaga dirinya sendiri agar tidak menambah beban tenaga medis atau negara.
Baca Juga: Di Tengah Maraknya Virus Corona, Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Tetap Bisa Tumbuh