PALEMBANG, Sonora.ID - Tidak banyak yang tahu bahwa Sumatera Selatan memiliki potensi bisnis kopi yang sangat bersaing dipasaran.
Rasa kopi di Sumatera Selatan tidak kalah dengan kopi khas Lampung, Aceh dan kopi-kopi lain di Indonesia.
Rasa kopi yang diproduksi Sumatera Selatan cenderung memiliki ke khasan tersendiri.
Baca Juga: Kopi Pahit Bikin Penyakit? Duta Kopi Nasional: Itu Salah Besar
Selain itu aroma dan juga kekentalan kopi Sumatera Selatan juga masih menjadi primadona dipasaran.
Lalu jika semua aspek telah ada pada kopi di Sumatera Selatan apa yang muat kopi disana terasa kalah pamor branding dengan kopi Lampung atau Kopi Gayo khas Aceh?
Ketua Dewan Kopi Sumsel M. Zain Ismed, MBA menjabarkan melalui wawancara eksklusif bersama dengan Radio Sonora Palembang mengenai persoalan ini.
Menurut Zain ada beberapa faktor yang harus diperhatikan baik para pengusaha kopi Sumatera Selatan maupun para petani kopi untuk dapat menguasai branding dipasaran.
Baca Juga: Peluang Bisnis Kopi Aceh Gayo, Seberapa Menjanjikan?
Berikut adalah beberapa faktor yang dikemukaan langsung oleh Ketua Dewan Kopi Sumsel M. Zain Ismed, MBA:
Zain mengatakan bahwa potensi kopi di Sumsel sebenarnya cukup besar, kebun kopi terluas di Sumatera sekitar 263 ribu hektar.
Namun sayang kopi dari Sumsel kurang dikenal luas karena brand kopi yang terlalu banyak, tidak seperti Aceh yang terkenal dengan kopi Gayonya, mereka hanya 3 kabupaten dan namanya hanya satu, kopi Gayo.
Sementara di Sumsel ada 6 daerah, yaitu : OKU Selatan, empat Lawang, Semendo,, Pagar alam, Musirawas, Lahat dan semua mau tampil sendiri sendiri.
Baca Juga: Anda Gemar Minuman Kopi dan Latte? Hati-hati Diabetes Melitus
Zein menambahkan produktifitas kopi di Sumsel juga masih rendah produktifitas kita hanya 0,6 sampai 0,9 ton per tahun perhektar sementara Vietnam 3 sampai 4 ton per tahun perhektar.
Untuk mengejar ketertinggalan ini Sumsel harus meningkatkan produksi tiga kali lipat.
Namun kendala yang dihadapi adalah kebun kebun yang sudah tua dan sebagian besar budidaya kopi di Sumsel adalah peninggalan dari zaman penjajahan Belanda.
Baca Juga: Wow, Dari Jay-Z Hingga Serena Williams Suntik Dana ke Kopi Kenangan
Zein mengatakan untuk memperbaiki produktifitas dan kualitas perlu beberapa langkah yang harus dilakukan.
Adapun langkah tersebut antara lain yaitu melakukan replanting atau penanaman ulang, kemudian memilih varietas yang baik, dan pengaturan jarak tanam serta pengelolaan tanah yang baik.
Memang harus diperbaiki dari awal tapi bertahap, blue print serta road map harus dibuat dari sekarang, 3 tahun kedepan sudah dibuat rencananya besar besar untuk jadi pemain no 2 dunia.
Baca Juga: Saya Pencinta Kopi, Berapa Takaran Gula Tambahan yang Tepat?
Memiliki mata rantai yang panjang mulai dari hulu sampai ke hilir, kesemuanya ini bisa menjadi peluang bisnis mulai dari hulu masyarakat bisa jadi petani kopi, setelah panen bisa jadi prosesor, sesudah jadi prosesor bisa jadi roasting, setelah jadi roasting bisa jadi barista atau pemilik café, peluang ekonominya luar biasa.
Zein berharap agar generasi muda bisa menangkap peluang ini.
Sebab kopi memiliki potensinya yang sangat besar apalagi café di Sumsel luar biasa pertumbuhannya.
Komparasinya dapat terlihat belakangan ini dulu hanya ada 25 sekarang cafe ada 200-an, kita dorong generasi milenial jadi entrepreneur.
Baca Juga: Saya Pencinta Kopi, Berapa Takaran Gula Tambahan yang Tepat?