Sonora.ID - Virus adalah suatu parasit yang berukuran sangat kecil dan biasanya menginfeksi sel organisme biologis, baik itu pada manusia, hewan, atau tumbuhan.
Jika ditarik ke kehidupan sehari-hari manusia, ada juga virus yang berkaitan dengan kehidupan khususnya di lingkungan sosial.
Motivator Kepemimpinan dan Happiness, Arvan Pradiansyah menyebutkan bahwa virus yang dimaksud tersebut adalah hal-hal kecil yang bisa membebani kehidupan manusia dan menjadikan manusia tersebut tidak lagi beraktivitas dengan wajar atau normal.
Di tengah virus corona yang menjadi virus berbahaya belakangan ini, Arvan pun memperkenalkan suatu virus yang sama bahayanya dengan corona, yaitu virus ketakutan.
Baca Juga: Virus Corona Melemahkan Segala Aspek? Master Trainer: Lihat Sisi Positifnya
Pihaknya menjelaskan bahwa virus ketakutan ini biasanya hadir dari keinginan yang sangat kuat dari dalam diri, namun takut hal tersebut tidak bisa dicapai.
“Keinginan untuk jadi kaya, terkenal, dan banyak uang menjadi hal yang menghantui. Sehingga akhirnya orang tersebut sudah enggak tahu lagi mana yang benar, mana yang real, mana yang palsu,” jelas Arvan.
Hal tersebut sangat berpotensi terjadi pada orang yang hidupnya dibayang-bayang atau dibajaki oleh rasa takut.
Baca Juga: Imbas Corona, Ini 5 Cara Ajak Anak Belajar di Rumah Selama 14 Hari
“Dari sini berarti bahwa ketakutan ini bisa menjadi suatu hal yang melumpuhkan, ini yang namanya paranoid,” tegas Arvan.
Ketika seseorang sudah dibajak oleh ketakutan tersebut, orang menjadi melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.
Nah, jika orang sudah menunjukkan tanda tersebut, maka bisa dikatakan orang tersebut sudah mengalami gejala awal terinfeksi virus ketakutan.
“Jadi sudah sampai pada level panik sebetulnya,” ungkapnya sambil mengingat terjadinya panic buying yang dilakukan oleh beberapa warga Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Ini 5 Aplikasi untuk Rapat Lewat Gadget Selama Work From Home
Mengapa berawal dari rasa takut saja seseorang bisa melakukan hal-hal yang tidak masuk akal?
Arvan menjelaskan bahwa memang ketakutan berawal dari pikiran manusia, namun hal tersebut akan mempengaruhi kinerja seluruh badan manusia tersebut.
“Menyasar kemana-mana ya, seluruh dimensi dalam kehidupan. Jadi, takut itu adalah feeling yang dujungnya adalah panik, sehingga kita harus bisa mengukur kada ketakutan kita sudah sampai di mana,” sambungnya.
Meski demikian, pihaknya kembali menekankan bahwa takut adalah hal yang wajar.
Baca Juga: Penting, Miliki Energi Positif di Tengah Maraknya Virus Corona