Sonora.ID - Kehidupan seksual sering kali hanya diberatkan kepada satu pihak saja, yakni kepada pihak pria atau sang suami.
Padahal kehidupan seksual tanpa kehadiran wanita akan menjadi kurang lenglap bahkan bisa sebabkan tidak tercapainya tujuan dalam kehidupan seksual tersebut.
Maka, perlu diketahui bahw wanita juga memeiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan seksual bersama dengan sang suami.
Di samping kebutuhan seksual yang juga perlu dipenuhi, wanita pun memiliki potesi mengalami gangguan seksual, sebesar potensi pria mengalami hal tersebut.
Baca Juga: Hati-Hati! Faktor Psikis jadi Penyebab Utama Gangguan Seksual pada Wanita
Jika selama ini beredar pemahaman bahwa gangguan seksual pada wanita dikarenakan oleh kuman, ternyata hal tersebut adalah hal yang salah.
Dokter sekaligus seksolog, dr. Boyke Dian Nugraha menjelaskan bahwa ternyata gangguan seksual pada wanita dialami karena kondisi psikisnya.
“Ganguan seksual pada wanita, 65 hingga 70 persen masalah psikologis, dan hal ini bisa dialami oleh semua usia,” jelas dr. Boyke.
Bahkan tak menutup kemungkinan, ada gangguan seksual yang dialami oleh wanita pada usia awal menikah hingga usia menopause sekali pun.
Baca Juga: Toxic! Ini Dampak Kekerasan dalam Pacaran, Hingga Gangguan Pencernaan?
Gangguan seksual yang bisa menyerang seluruh wanita dengan rentan usia berapapun ini, adalah gangguan seksual dengan aneka jenis.
Tidak ada jenis gangguan seksual satu pun yang tidak bisa dialami oleh wanita dengan usia tertentu.
“Wanita terinfeksi penyakit kelamin bisa di segala umur,” ungkapnya.
Bahkan yang paling nyata terjadi di Indonesia adalah wanita dengan keluhan anorgasme pada saat berhubungan intim.
Baca Juga: Fantasi Seksual Lebih Banyak Dilakukan Pria atau Wanita? Ini Kata dr. Boyke
Dr. Boyke menyatakan bahwa hingga 60 persen wanita di Indonesia tidak pernah merasakan orgasme pada saat berhubungan intim.
Kembali lagu, keluhan-keluhan tersebut sebagian besar atau kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi psikis wanita tersebut.
“Anorgasme itu bisa menyerang semua usia, hampir 60 persenan di Indonesia. Artinya bahwa masalah psikiologis ini harus bisa dibahas lebih lajut. Pantyliner dan lain-lain enggak ada urusan,” tegas dr. Boyke.
Penggunaan pantyliner atau cara membersihkan organ intim tidak terlalu memberikan dampak jika dibandingkan dengan kondisi psikologis wanita.
Baca Juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Wanita untuk Bisa Orgasme? Cek Disini