Sonora.ID - Wabah pandemi covid-19 yang terjadi secara global tak hanya menjatuhkan korban, melainkan juga menggangu mobilitas dan interaksi ekonomi, sehingga menyebabkan kegiatan ekonomi menjadi berhenti.
Hal itu disampaikan oleh Pelaku Usaha dan Mantan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Andi Rahmat.
Andi menjelaskan, mobilitas dan interaksi merupakan tulang punggung dari kenerja ekonomi secara global maupun lokal.
Baca Juga: Wow, Seluruh Pasien Positif Covid-19 di Malang, Dinyatakan Sembuh
Jika mobilitas dan interaksi yang dipaksa berhenti menyebabkan arus barang dan jasa serta arus pertukaran manusia juga terhenti.
Hal ini terjadi karena adanya kebijakan pemerintah yang meminta untuk mengurangi pertemuan antar manusia agar menekan penyebaran virus covid-19.
Lebih detilnya Andi menjelaskan, sektor yang menderita akibat dari berhentinya kegiatan ekonomi ialah pada ekonomi sektor rill.
Karena itu menurut Andi, kebijakan fisikal yang akan diambil pemerintah harus dengan skala besar, yaitu tidak kurang dari 10% total produk domestik bruto (PDB).
“Lebih detilnya sektor mana yang menderita yaitu ekonomi sektor rill. Itu sebabnya semua orang kewalahan. Lalu lainya yang menderita ialah pertama mobilitas dan interaksi yang dipaksa untuk berhenti” ujar Andi.
Baca Juga: Putri Kerajaan Spanyol menjadi Korban COVID-19 Pertama dari Kalangan Monarki
Sementara itu, untuk menekan penyebaran virus covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, beberapa kepala Daerah telah mengambil tindakan dengan melakukan preventif, promotif dan kuratif kepada masyarakat Jawa Tengah.
“Jadi saya dan beberapa daerah sudah mengambil tindakan dengan melakukan preventif yaitu, membuat gerakan Perdasa Wisma dengan melibatkan seluruh masyarakat mulai dari struktur pemerintahan, tokoh agama,tokoh masyarakat hingga tingkat bawah," ungkap Ganjar kepada SonoraID.
Tidak hanya itu Ganjar dan para aparat daerah lainnya juga gencar dalam melakukan sosialisasi dan mengkampayekan hidup sehat.
Baca Juga: Seluruh Warga Desa di Purbalingga Harus Diisolasi Setelah Besuk Pasien Covid-19
"selanjutnya promotif yaitu mengkampanyekan dengan mengajak masyarakat untuk hidup sehat bersih, makan makanan sehat dan istirahat cukup dan kuratif yaitu semua yang sakit harus dibawa kerumah sakit dengan menyiapkan ruang isolasi, alat pelindung diri, dan membuka rumah sakit baru sebagai persiapan apabila pasien bertambah” papar Ganjar Pranowo.
Selain itu Ganjar juga mengeluhkan, perbankan yang belum merespon cepat meskipun Presiden telah menyatakan untuk menjadwalkan ulang cicilan-cicilan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, menengah serta driver ojek dan taksi.
Menurut Ganjar, Otoritas Jasa Keuangan nampaknya perlu bertindak lebih cepat agar segera dieksekusi.
Baca Juga: Wow, Seluruh Pasien Positif Covid-19 di Malang, Dinyatakan Sembuh
Selain itu Ganjar menjelaskan, pihaknya mendapat keluhan pada sisi pariwisata akibat menurunya kedatangan turis baik lokal maupun mancanegara di Jawa Tengah, akibat dari wabah covid-19.
“Sisi bisnis sudah menghitung seluruh organ pemerintahan untuk mencatat dan mulai terasa keluhan dari sisi pariwisata, untuk perbankan belum merespon cepat meskipun Presiden telah menyatakan untuk menjadwalkan ulang cicilan-cicilan, OJK nampaknya perlu bertindak lebih cepat agar segera dieksekusi” ujar Ganjar.
Ganjar menambahkan, saat ini pihaknya telah membuka kembali untuk melakukan eksport dan import, sebab hal tersebut dapat membuat roda ekonomi di Jawa Tengah dapat berjalan kembali.
Baca Juga: Diduga Korban COVID-19, Makam Tak DIkenal ini Buat Warga Resah