Sonora.ID - Demi menekan tingkat persebaran virus corona, berbagai hal dilakukan oleh pemerintah pusat dan juga daerah yang ada di Indonesia.
Salah satu upaya untuk membendung merebaknya virus corona yang ada di daerah adalah dengan tidak mengizinkan orang yang berasal dari daerah pandemi virus melakukan mudik.
Bahkan beberapa kepala daerah memutuskan akan melockdown daerahnya sampai waktu yang belum dapat ditentukan.
Baca Juga: Ambil Kebijakan Besar, Gaji Ridwan Kamil dan Jajarannya Dipotong?
Lockdown local ini dipercaya oleh beberapa kepala daerah dapat membendung meledaknya persebaran virus corona di daerahnya.
Namun, hal berbeda disampaikan oleh Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono ke X, yang menyatakan bahwa Yogyakarta masih sangat terbuka untuk para pemudik.
Meski Yogyakarta terbuka untuk pemudik, namun tetap memperhatikan keselamatan dan juga kenyamanan seluruh warga Yogyakarta.
Baca Juga: Tega! Seorang Ayah di Lampung Tengah Gauli 2 Anaknya, Pelaku Terancam Kebiri
Seluruh pemudik akan dipantau dengan baik untuk mencegah penyebaran virus corona di daerah Yogyakarta.
Sri Sultan melakukan kebijakan ini karena menurutnya pemudik pulang memiliki berbagai alasan dan juga motivasi, tidak hanya ingin bertemu keluarga.
Bisa jadi mereka adalah pedagang yang berada di Jakarta kemudian tidak laku hingga karyawan yang di-PHK, sehingga memilih untuk pulang ke kampung halaman karena biaya hidup di Jakarta tergolong tinggi.
“Mungkin dia pedagang di Jakarta karena zona merah tidak laku dagangannya, daripada di sana lebih baik pulang, mungkin juga di Jakarta di-PHK, daripada beban hidup di Jakarta mahal, mulih wae, mosok mulih ora oleh (pulang saja, masak pulang ke kampung halaman tidak boleh),” tutur Sri Sultan Hamengku Buwono ke X, pada awak media, Senin (30/3/2020).
Baca Juga: Terapkan Work from Home, Pemain NBA Berlatih Bersama via Video Call
Gubernur Yogyakarta berserta para jajarannya akan terus melakukan pemantauan kepada para pemudik yang datang ke Yogyakarta, terutama pemudik yang datang dari zona merah seperti Jakarta dna sekitarnya.
Seluruh pemudik diwajibkan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Yogyakarta, seperti melaporkan kepada pengurus RT atau kelurahan setempat sehingga bisa dipantau dan melakukan isolasi mandiri.
“Mau kembali ke tempatnya (kampung halaman) masak tidak boleh, yang penting dia bisa kita kontrol dan bisa mendisiplinkan diri untuk tidak menular kalau dia positif,” ucapnya.
Baca Juga: Maksud Bercanda, Polisi Ini Tak Sengaja Tembak Rekannya hingga Tewas