Kegiatan Ekspor Impor Sulsel Normal, Sedangkan NTP Menurun 0,95 Persen

1 April 2020 20:30 WIB
Kepala BPS Sulsel, Yos Rudiansyah
Kepala BPS Sulsel, Yos Rudiansyah ( Smartfm Makassar/ Deddy)

Makassar, Sonora.ID - Kegiatan ekspor dan impor di Sulawesi Selatan terpantau masih tetap normal ditengah wabah virus corona. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat, nilai eksport Sulsel sebesar 98,46 juta dollar amerika pada Februari 2020. Dibandingkan bulan sebelumnya, nilai tersebut meningkat 39,32 persen.

Kepala BPS Sulsel, Yos Rudiansyah mengatakan nilai ekspor terbesar dari Sulsel didominasi komoditas nikel, dengan nilai 66,94 juta dollar amerika atau 67,99 persen dari total eksport secara keseluruhan.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, LRT Sumsel Batasi Jumlah Perjalanan

Disusul kelompok komoditas Besi dan Baja sebesar 6,79 juta dollar serta Kakao sebesar 6,17 juta dollar. Kemudian Garam, Belerang dan Kapur sebesar 4,78 juta dollar serta Ikan, Udang dan Hewan Air Tidak Bertulang Belakang sebesar 3,53 juta Dollar Amerika.

Yos menjelaskan terdapat lima negara negara dengan tujuan ekspor terbesar asal Sulsel. Jepang mencatatkan nilai terbesar, yakni 69,54 juta dollar atau 70,63 persen dari total. Disusul Tiongkok, Malaysia, Bangladesh dan Korea Selatan.

Sementara nilai barang yang masuk (impor) ke Sulawesi Selatan melalui beberapa pelabuhan selama Februari 2020 mengalami penurunan hingga 56,07 persen menjadi 52,87 juta Dollar Amerika. Beberapa kelompok komoditas yang diimpor diantaranya bahan bakar mineral, gula dan kembang gula.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Refocusing APBD untuk Penaganan Virus Corona

Di sisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 96,80 atau terjadi penurunan sebesar 0,95 persen pada Maret 2020.

Rusdiansyah mengatakan penurunan tersebut terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan.

Rinciannya, indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,68 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen.

Baca Juga: Gubernur Sumatera Selatan, Izinkan Mahasiswa Pulang Kampung, Asalkan..

Berdasarkan hasil pemantauan harga di pedesaan, indeks yang diterima petani mengalami penurunan pada semua subsektor. Penurunan itu terbesar terjadi pada Subsektor Hortikultura, yaitu turun sebesar 3,19 persen.

Sedangkan Indeks yang dibayar petani, mengalami kenaikan pada semua subsektor, dengan kenaikan terbesar terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, yaitu naik sebesar 0,35 persen.

NTP diketahui menjadi salah satu indikator melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif makin kuat pula tingkat daya beli petani.

Baca Juga: Polresta Banjarmasin Siapkan Tenda Disinfektan Drive Thru Roda Dua

 

 

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm