Seolah Tak Kapok, Pasar Hewan Liar di Wuhan Kembali Buka Setelah Lockdown Ditarik

2 April 2020 16:25 WIB
Kelelawar
Kelelawar ( Kompas.com)

Sonora.ID - Virus corona Covid-19 yang diduga pertama kali muncul di Wuhan China ini terus menghantui masyarakat di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Disaat dunia tengah khawatir akan pandemi ini, China yang merupakan negara pertama kali melaporkan virus ini justru berhasil bangkit melawan Covid-19.

Melansir dari sosok.id, Pemerintah Provinsi Hubei, China telah membebaskan 60 juta warganya dari lockdown sejak Rabu (25/3/2020).

Dibukanya lockdown tersebut seolah mengisyaratkan jika ada rasa percaya diri negeri Tiongkok itu untuk mengatasi wabah corona.

Baca Juga: Lahir di Wuhan, Pemeran ‘Mulan’ Komentari Virus Corona: Saya Berharap Ada Keajaiban

Bahkan hingga kini, aktivitas warga pun sudah berangsur-angsur kembali normal.

Wuhan, sebuah kota yang paling terdampak virus mematikan ini telah beroperasi kembali.

Bahkan pasar ektrem di Wuhan yang menjajakan hewan-hewan liar seperti kelelawar, ular, anjing, tikus, dan lainnya nampaknya sudah dibuka kembali setelah pencabutan status lockdown.

Dilansir dari Intisari, seorang saksi mengatakan telah melihat segerombolan orang besar turun ke pasar Guilin, China barat daya, dan Donggun, China selatan.

Mereka disinyalir ‘merayakan kemenangan’ setelah ditemukan hanya sedikit infeksi tersisa di sana.

Beberapa transportasi dan bisnis yang sempat ditutup kini mulai beroperasi kembali.

Baca Juga: Pengamat Ini Sebut Jokowi Seharusnya Pergi ke Wuhan Bukan ke Australia

Dikutip dari Dailystar via intisari, kegiatan itu disaksikan oleh seorang penduduk yang menggambarkan keraiman pasar sebagai hal yang sangat meresahkan.

Kelelawar yang diduga menjadi pusat virus corona Covid-19 kembali diperdagangkan oleh seorang penjual obat.

Menurut laporan media setempat, standar kebersihan dari pasar-pasar di Wuhan perlu segera ditingkatkan untuk mencegah adanya wabah lain di masa mendatang.

"Semua orang di sini percaya wabah telah berakhir dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," ungkap seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Warga Wuhan di Bali Nekat Pulang Ke China

Saat virus corona mulai merebak lebih hebat di China pada bulan Januari lalu, otoritas setempat langsung melarang perdagangan dan pengonsumsian hewan liar.

“Sejak melebarnya virus corona (Covid-19), fenomena konsumsi hewan liar dan ancaman besar yang tersembunyi di baliknya telah menarik perhatian masyarakat luas,” kata Standing Committee of the National People’s Congress (NPC) kepada CCTV Senin (24/2) lalu, dikutip dari SCMP.

Pengonsumsian hewan liar bahkan dikaitkan oleh WHO sebagai penyebab terjadinya epidemik SARS 17 tahun lalu yang menewaskan lebih dari 800 orang di seluruh dunia.

Karena menurut WHO, sebanyak 70 persen patogen penyebab terjadinya penyakit global yang telah ditemukan dalam 50 tahun belakang berasal dari hewan.

Baca Juga: PKS Minta 660 WNI Eks ISIS Dipulangkan Sama Seperti WNI di Wuhan

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm