"Jadi kesimpulan pertama, saya berharap stratgei memprbesar pengetesan ini harus jadi strategi no satu. Kami tidak yakin provinsi lain terlihat kecil2 karena belum rapid test besar2n, kalo dites besar2n sy yakin spt Jabar," ungkap Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat tersebut juga menyampaikan keluh kesah berupa sedikitnya alat rapid test yang disediakan pemerintah pusat.
"Poblem alat tes tdk memadai, swab saja jmlhnya terbatas. Jadi perlu diperbanyak tempat mengetes PCR yg akurat itu. Itu yg dikerjakan Korea Selatan. Kode Selatan 51 jt tp yg dites 300rb, sementara kita, tadi DKI 15rb, saya 15rb, kita mungkin baru sktr 40rb an hr ini. Bagaimana mengejar rasio ratus2 ribu, itu peran pemerintah pusat perbanyak alat tes, supaya kita tahu apa yang harus dilakukan," lanjut Ridwan Kamil.
Baca Juga: Dampak Covid-19, Festival Semarapura Bali ke-5 Batal Diselenggarakan
Sementara itu Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan akan membahas lebih lanjut terkait strategi menambah alat dan tempat pengetesan covid-19.
"Dan yang kita akan coba nanti bagaimana untuk melakukan pengetesan ini, dan apabila diprediksi tadi oleh pk gubernur bahwa dengan pengetesan akan mudah didapat jumlah positif besar berati antisipasinya harus kita siapkan dalam segala hal,"ungkap Ma'ruf Amin
Jawa Barat menjadi daerah kedua setelah Jakarta yang dampak atau penyebaran virus coronanya tinggi.
Baca Juga: Tangani Covid-19, Pemprov DKI Terima Bantuan dari KADIN Indonesia
Selain Ridwan Kamil, sebelumnya kemarin 02 April 2020 juga melalui video conference bersama wapres Maruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan hal yang sama terkait strategi percepatan pengetesan.
Adapun keluhan yang disampaikan adalah berupa dibutuhkan alat yg banyak dan kemampuan dengan skala besar untuk bisa mendeteksi dengan cepat.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Desak MUI Keluarkan Fatwa Haram Mudik Saat Pandemi