Palembang, Sonora.ID – Setiap tahun, Paskah selalu dirayakan dengan mengambil tema tentang Kebangkitan Kristus.
Tahun ini, Paskah juga merefleksikan tentang Kebangkitan Umat Kristiani di Tengah Masyarakat dan Bangsa yang Sedang Menderita.
Hal itu disampaikan Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ., saat diwawancarai Radio Sonora, Kamis (2/4/2020).
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Okupansi Hotel di Sumatera Utara Hanya 5 Persen
Menurut Uskup, Paskah merupakan puncak dari perayaan iman umat Kristiani.
Uskup mengungkapkan, menjelang Paskah umat Katolik diajak untuk merenungkan sengsara Kristus melalui masa puasa. Situasi pandemi virus corona seakan memotong rangkaian masa puasa tersebut.
“Sehingga pertemuan-pertemuan tidak bisa dilaksanakan,” ujar Uskup.
Uskup melihat, kondisi tadi mengakibatkan sejumlah kesulitan dalam persiapan Paskah tahun ini.
Menyikapi situasi tersebut, stakeholder Katolik di Prov. Sumsel telah berkomunikasi dan menghasilkan inovasi dengan melakukan misa live streaming.
Baca Juga: Gubernur Sumatera Selatan, Izinkan Mahasiswa Pulang Kampung, Asalkan..
“Minggu lalu, kami sudah komunikasi dengan umat, masyarakat, baik dalam acara misa, maupun yang lain, secara online live streaming seperti itu,” ungkap Uskup.
Komunikasi yang dilakukan, kata Uskup, juga dengan mengikuti imbauan pemerintah soal pembatasan jarak untuk tidak berkumpul dan berada dalam kerumunan.
Menurut Uskup, umat Katolik memulai rangkaian pekan suci Paskah dengan Hari Raya Minggu Palma, perayaan misa itu dilaksanakan secara live streaming.
Baca Juga: UPDATE Covid-19 Sumatera Selatan: 958 ODP, 3 Positif, 2 Meninggal
“Sabtu sore mulai. Kemudian, kita juga misa Minggu pagi-nya,” ujarnya.
Uskup pun menambahkan, bila tidak sempat mengikuti misa live streaming yang disiarkan oleh Keuskupan Agung Palembang, umat Katolik bisa mengikuti misa live streaming dari Keuskupan Agung Jakarta yang juga disiarkan melalui layar televisi nasional.
“Tapi kemudian, jam 9 dan jam 5 sore, kita persilahkan umat yang belum bisa ikut live streaming misa pada Sabtu sore atau Minggu pagi, ada juga live streaming dari KAJ yang bekerjasama dengan TVRI Nasional,” ungkapnya.
Baca Juga: Satu Pasien Positif Corona, Sumatera Selatan Berstatus Tanggap Darurat
Minggu Palma, kata Uskup, merupakan peringatan saat Yesus memasuki kota Yerusalem. Pada waktu itu, kedatangan Yesus ke kota Yerusalem, disambut umat dengan cara melambai-lambaikan palma.
Menurut Uskup, sebetulnya, palma merupakan tanda bahwa Yesus mulai masuk dalam kesengsaraan-Nya.
“Mulai di situlah. Walaupun disambut dengan sorak sorai melambaikan palma, tetapi di situ Yesus mulai minggu penderitaanNya, sampai wafatNya nanti,” ujarnya.
Baca Juga: Kabar Duka dari Sumatera Selatan, Dua Pasien Dinyatakan Meninggal Dunia
Uskup menambahkan, setelah Hari Raya Minggu Palma, umat Katolik diajak untuk memasuki perayaan Tri Hari Suci, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah.
Kamis Putih, menurut Uskup, menghadirkan peristiwa saat Yesus mengadakan perjamuan ekaristi yang pertama, mencuci kaki para murid, dan mempersiapkan diriNya sebelum ditangkap oleh para serdadu.
“Itu dirayakan pada hari Kamis Putih. Hari Kamis Putih itu Tri Hari Suci yang pertama,” ujar Uskup.
Baca Juga: 3 Orang di Sumatera Selatan Diisolasi Karena Diduga Terinfeksi Covid19
Jumat Agung, lanjut Uskup, merupakan peringatan untuk mengenangkan wafat Yesus Kristus. Umat Katolik diajak untuk merayakannya pada pkl. 15.00 wib.
“Penghormatan salib, pembacaan tentang kisah sengsara Yesus, diperingati pada jam 3 (sore-red). Itu Hari Jumat Agung. Kita mengenang Yesus yang wafat,” ujar Uskup.
Uskup menjelaskan, untuk Malam Paskah, umat diajak untuk merayakan Kebangkitan Tuhan. Acara di Keuskupan Agung Palembang dilaksanakan pada pkl. 19.00 – 20.30 wib.
Baca Juga: Upaya Pemprov Sumatera Utara Dalam Mengantisipasi Wabah Virus Corona
Perayaan Tri Hari Suci, ungkap Uskup, juga disiarkan secara live streaming, oleh pihak Keuskupan Agung Palembang. Sedangkan, untuk nasional, umat bisa menyimaknya melalui live streaming Keuskupan Agung Jakarta, maupun yang disiarkan oleh media nasional seperti TVRI dan RRI.
“Tapi, semua dilaksanakan dengan live streaming. Karena, kita tidak bisa berkerumun, tidak bisa berkumpul, untuk menghindari penyebaran wabah corona yang sedang ada dalam puncak-puncaknya,” pungkas Uskup.
Baca Juga: Aceh Jadi Wilayah Termiskin di Sumatera, Spanduk Ucapan Selamat Bertebaran