Presiden pun menjelaskan pemerintah sudah membeli 29 juta Hydroxychloroquine. Sudah dikirim ke lab, ke militer, dan ke rumah-rumah sakit.
Trump memang pernah begitu berbinar ketika kali pertama mendapat laporan soal kemampuan obat itu. Sampai-sampai ia menyebutnya sebagai ”game changer”. Obat yang akan mengubah nasib buruk Amerika dalam menghadapi Covid-19 sekarang ini.
Rupanya memang sudah ada penelitian untuk obat malaria itu. Penelitian baru. Yang sudah dikaitkan dengan bencana Covid-19.
Baca Juga: Mulai Membaik, Tung Desem Waringin: Hati yang Gembira Adalah Obat!
Yang melakukan penelitian adalah ahli dari Brazil. Yang presidennya diisukan dikudeta oleh militer tadi malam karena dianggap tidak becus menanggulangi Covid-19 --tapi ternyata tidak benar.
Sehari penuh, kemarin, saya sisihkan waktu membaca publikasi panjang ahli dari Brasil itu.
Saya kutipkan saja kesimpulannya: pasien yang diberikan hydroxychloroquine yang dikombinasikan dengan macrolide antibiotic Azithromycin 100 persen sembuh.
Baca Juga: Produksi Dalam Negeri, Obat Klorokuin Sukses Bunuh Corona di Berbagai Negara
”Tapi kalau hanya diberikan Hydroxychloroquine saja, tanpa kombinasi itu, hanya 57 persen yang sembuh,” tulisnya.
Peneliti itu bernama Sandro G. Viveiros-Rosa dan Wilson C. Santos. Mereka dari Universidade Federal Fluminense, Rio de Janeiro.