Heboh Carrimycin yang Dikatakan Sebagai Obat Covid-19, Benarkah?

9 April 2020 10:00 WIB
Ilustrasi obat Carrimycin
Ilustrasi obat Carrimycin ( )

Sonora.ID – Carrimycin, sebuah obat yang belakangan ini menjadi perbincangan masyarakat disebut-sebut sebagai obat yang sedang dikembangkan di China untuk mengatasi penyakit Covid-19.

Dilansir dari Tribunnews, mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menulis ulasan menarik tentang obat tersebut ke dalam blog pribadi miliknya.

Dahlan menuliskan, Carrimycin merupakan obat baru yang telah digunakan di 9 rumah sakit di 9 kota di Tiongkok.

Baca Juga: Dampak Virus Corona Covid-19, Banyak Karyawan Dirumahkan dan PHK

Berikut ini bunyi isi blog milik Dahlan Iskan tersebut.

Pusing Ka Li Mi Cin

Drama kecil kembali terjadi di Gedung Putih. Kemarin. Yakni ketika kali kedua Presiden Donald Trump merekomendasikan obat malaria ini: Hydroxychloroquine. Sebagai obat untuk Covid-19 di Amerika.

Trump tahu: itu obat malaria. Trump tahu: FDA belum memberikan persetujuan untuk digunakan pada Covid-19. ”Tapi sekarang ini begitu banyak orang yang sekarat. Masak masih harus menunggu hasil penelitian dua tahun lagi,” begitu kurang lebih Trump menegaskan.

Baca Juga: Dishub Makassar Pastikan Video Penutupan Akses Jalan adalah HOAX!

Di sebelah Trump berdiri Dr Anthony S. Fauci. Ia Ketua Institut Alergi dan Penyakit Menular Amerika. Wartawan tahu: Fauci termasuk yang belum setuju penggunaan Hydroxychloroquine. Maka setelah penegasan kali kedua dari Trump itu wartawan kembali mengajukan pertanyaan pada Fauci.

Rupanya Trump sewot. Sebelum Fauci sempat menjawab, Trump sudah memotong pembicaraan. ”Sudah berapa kali ia menjawab pertanyaan seperti itu. Mungkin sudah 15 kali,” sergah Trump.

Presiden pun menjelaskan pemerintah sudah membeli 29 juta Hydroxychloroquine. Sudah dikirim ke lab, ke militer, dan ke rumah-rumah sakit.

Trump memang pernah begitu berbinar ketika kali pertama mendapat laporan soal kemampuan obat itu. Sampai-sampai ia menyebutnya sebagai ”game changer”. Obat yang akan mengubah nasib buruk Amerika dalam menghadapi Covid-19 sekarang ini.

Rupanya memang sudah ada penelitian untuk obat malaria itu. Penelitian baru. Yang sudah dikaitkan dengan bencana Covid-19.

Baca Juga: Mulai Membaik, Tung Desem Waringin: Hati yang Gembira Adalah Obat!

Yang melakukan penelitian adalah ahli dari Brazil. Yang presidennya diisukan dikudeta oleh militer tadi malam karena dianggap tidak becus menanggulangi Covid-19 --tapi ternyata tidak benar.

Sehari penuh, kemarin, saya sisihkan waktu membaca publikasi panjang ahli dari Brasil itu.

Saya kutipkan saja kesimpulannya: pasien yang diberikan hydroxychloroquine yang dikombinasikan dengan macrolide antibiotic Azithromycin 100 persen sembuh.

Baca Juga: Produksi Dalam Negeri, Obat Klorokuin Sukses Bunuh Corona di Berbagai Negara

”Tapi kalau hanya diberikan Hydroxychloroquine saja, tanpa kombinasi itu, hanya 57 persen yang sembuh,” tulisnya.

Peneliti itu bernama Sandro G. Viveiros-Rosa dan Wilson C. Santos. Mereka dari Universidade Federal Fluminense, Rio de Janeiro.

Di Tiongkok, hydroxychloroquine juga masuk dalam daftar 10 obat yang diizinkan dipakai di Covid-19.

Yang menarik, salah satu obat yang juga masuk daftar 10 itu penemuan Tiongkok sendiri. Termasuk hasil penemuan terbaru.

Nama obat itu: 可利霉素.

Tanggal persetujuannya baru: 26 Maret 2020.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Jutaan Obat Covid-19 Hasil Riset Berbagai Negara

Inilah berita resminya:

 

Video itu diambil dari siaran resmi TV nasional di Tiongkok. Hampir semua TV di sana adalah milik pemerintah. Selebihnya milik partai komunis --yang memerintah.

Setengah mati saya mencari ejaan latin dari 可利霉素 itu. Saya tebak saja dari bunyi huruf-huruf itu: Kalimicin.

Oh... mungkin Calimycin. Atau Colimycin.

Saya cari di Google dua kata itu. Ketemu. Tapi bukan itu yang dimaksud. Memang Calimycin nama obat, tapi bukan produksi Tiongkok. Kegunaannya juga beda.

Baca Juga: Anggap Corona sebagai Bencana, Biaya Pengobatan Pasien Ditanggung Negara

Berbagai simulasi-kata saya reka-reka lagi. Gagal lagi.

Teman saya di Tiongkok pun hanya tahu nama obat itu dalam huruf Mandarin. Tidak tahu apakah padanannya dalam huruf latin.

Sehari penuh, dua hari lalu, waktu saya habis untuk menebak-nebak nama obat itu dalam huruf latin. Maklum saya bukan dokter. Pengetahuan saya terbatas.

Bunyi hurufnya sih pasti: ka-li-mi-cin. Empat huruf. Atau empat suku kata. Tapi kok tidak ada yang cocok.

Akhirnya ketemu: Carrimycin.

Itulah nama obat baru untuk Covid-19. Yang sudah dipakai di 9 rumah sakit di 9 kota di Tiongkok.

Baca Juga: Guru Besar UIN: Virus Corona Bisa Dilawan dengan Pengobatan Ruqyah

Di sembilan rumah sakit itu pula uji klinis sudah dilakukan. Sejak awal Februari lalu. Terhadap 500 lebih relawan. Yang berumur antara 18 sampai 70 tahun.

Semua relawan uji coba itu harus penderita Covid-19. Mereka dibagi dalam banyak kelompok. Ada kelompok umur. Ada kelompok jenis kelamin. Ada pula kelompok stadium sakitnya: ringan, sedang, dan berat.

Akhirnya pemerintah memberikan persetujuan. Kok begitu cepatnya. Mengapa? Karena ini bukan obat penemuan baru. Ini penemuan lanjutan.

Baca Juga: Paranormal Ini Mengaku Miliki Obat Virus Corona yang Ampuh Luar Biasa

Obat Carrimycin sudah ditemukan bulan Juni tahun lalu. Waktu itu belum ada Covid-19. Carrimycin ditemukan untuk penanganan bakteri dan infeksi. Juga untuk melawan kanker.

Tapi karena ada Covid-19 dilakukan review. Apakah bisa untuk Covid-19.

Banyak lagi obat lama yang juga di-review. Termasuk Hydroxychloroquine tadi. Pemerintah Tiongkok akhirnya memutuskan bahwa Carrimycin resmi masuk dalam daftar 10 obat tadi. Carrimycin dinilai efektif untuk Covid-19.

Carrimycin pun mulai diproduksi di Shanghai.

Obat baru ini berbeda dengan yang ditemukan jenderal wanita Prof. Chen Wei itu. Yang sekarang sudah memasuki uji klinis terhadap orang-orang sehat di Wuhan.

Baca Juga: RS di Beijing Gunakan Obat Anti-AIDS untuk Penderita Virus Corona

Yang ditemukan Prof Chen Wei adalah vaksin. Obat suntik. Untuk orang sehat. Agar yang masih sehat tidak terkena Covid-19. Sedang Carrimycin adalah pil untuk yang sakit. Agar sembuh.

Saya mbelenger membaca masalah-masalah obat itu. Pusing. Sulit dipahami.

Saya sih ikut dokter saja --meski sudah lebih 20 dokter Indonesia meninggal dunia karena virus Corona. (Dahlan Iskan)

Baca Juga: Perbarui Informasi, Tetap #TerhubungDariRumah di Tengah Pandemi Virus Corona

Carrimycin Telah Memasuki Uji Coba Sejak Februari 2020

Berdasarkan laman US National Library of Medicine mencatat obat Carrimycin ini ternyata sedang dalam proses uji klinis dan terdaftar sejak 27 Februari lalu.

Artinya, obat ini sedang diuji coba pada beberapa pasien Covid-19. Dan tak lama lagi, jika ini berhasil, China pasti akan memproduksi secara masif.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm