Sonora.ID - Anjloknya tingkat keuntungan hotel di kawasan Sumatera Selatan yang mencapai 80 persen, membuat beberapa hotel tak punya pilihan lain selain memberhentikan operasional.
Jatuhnya omset keuntungan yang mencapai 80 persen, disebabkan karena adanya pandemi covid-19 yang terus merong-rong Indonesia sejak Maret 2020.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin menyatakan sejauh ini ada depalan hotel yang tersebar di wilayah Sumsel memilih menghentikan operasional sementara.
Baca Juga: Antisipasi Penularan Covid-19, Herman Deru Perpanjang WFH ASN di Sumsel
Delapan hotel tersebut, berada di kota Palembang, kota Lubuk Linggau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Herlan Aspiudin menyebutkan, bahwa delapan hotel tersebut memilih tutup lantaran tak sanggup untuk membayar biaya operasional.
Sementara, tingkat hunian mengalami penurunan yang jauh semenjak virus corona.
"Ada 300 hotel di Sumsel ini, namun delapan sudah memilih tutup karena huniannya berkurang. Sisanya masih bertahan,"kata Herlan, Rabu (8/4/2020).
Baca Juga: Tembus 1.562 Orang, Kasus DBD di Sumsel Terus Mengalami Peningkatan
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa pada penurunan omset untuk sektor Hotel, restoran dan cafe.
Bahkan banyak manajemen hotel yang memutar otak agar bisnis mereka dapat bertahan ditengah gempuran wabah pandemi covid-19.
Menurut penuturan Herman, ada sebagian hotel akhirnya menyewakan kamar sebagai ruang isolasi mandiri bagi Orang Dalam Pemantauan.
Baca Juga: Kemenkes Terbitkan Buku Petunjuk Pengunaan APD Selama Masa Pandemi Covid-19
"Ada juga yang membuka layanan pesan antar, ini sebagai salah satu strategi manajemen hotel untuk bertahan,"ujarnya.
Imbauan dari pemerintah pusat untuk menjaga jarak selama masa Covid-19, membuat agenda seluruh kegiatan di hotel menjadi batal dilakukan. Kondisi itu menurut Herman membuat para pengelola hotel menjadi terpuruk.
"Hotel di Sumsel mengandalkan Meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE). Dengan tidak diperbolehkannya kerumunan, kegiatan seperti ini berkurang bahkan hilang,” ujarnya.
Baca Juga: Bersitegang, WHO Minta AS dan China Bersama Melawan Virus Corona
Dikesempatan lain, General Manager Hotel Santika Palembang Hendri Maryanto menambahkan, akibat turunnya pengunjung, mereka saat ini terpaksa menurunkan harga kamar sebesar 50 persen selama masa Covid-19.
Kondisi ini menurut Hendiri, membuat bisnis perhotelan menjadi terancam.
"Ongkos produksi tidak cukup dengan kondisiketerisian hanya 30 persen.
Sekarang saja, harga kamar kami turunkan menjadi Rp 450.000 per malam,” ujarnya.
Ia pun berharap kondisi tersebut dapat membuat pemerintah memberikan keringanan untuk pengelola hotel agar menekan ongkos operasional.
"Setidaknya ada subsidi listrik, sepanjang covid-19 ini sebagai keringanan,” jelasnya.
Baca Juga: Ada Masalah Keamanan dan Privasi, CEO Zoom Mengaku Kewalahan