Sonora.ID - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat atau PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan Kementrian PUPR telah menganggarkan dana sebesar Rp. 10,22 triliun.
Rencanya dana tersebut akan digunakan untuk percepatan program padat karya tunai.
Basuki menjelaskan, tujuan pemfokusan anggaran sebesar Rp. 10,22 triliun ke program padat karya tunai karena untuk mempertahankan daya beli masyarakat.
Baca Juga: PDP Virus Corona di Lampung Dikabarkan Meninggal Dunia karena HIV
Seperti yang kita ketahui sejak adanya pandemi covid-19, sektor perekonomian Indonesia banyak yang melemah.
Adapun tujuan lainnya adalah untuk mengurangi angka pengangguran yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi di tengah pandemi covid19.
Dalam program padat karya tunai tersebut, Kementerian PUPR melibatkan masyarakat untuk mengerjakan pembangunan infrastruktur.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Lapas Perempuan Kelas II A Palembang Bebaskan 59 Tahanan
Dalam hal ini Basuki menekankan pada proyek infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.
Untuk sistemnya sendiri Basuki menuturkan bahwa, para pekerja akan mendapatkan bayaran yang akan diberikan setiap minggunya.
Pelaksanaan padat karya ini juga dilaksanakan tetap sesuai dengan protocol kesehatan, seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak.
Basuki tadi memberikan contoh seperti proyek perbaikan irigasi kecil yang biasanya dilakukan 80 orang, akan dibagi menjadi 2 kloter, dengan jadwal yang berbeda.
Sehingga satu kloter dapat langsung dikerjakan oleh 40 orang.
Baca Juga: Praktis, Ini Cara Delivery Services BBM dan LPG dari Pertamina
"Melaksanakan mempercepat padat karya tunai. Apa itu padat karya tunai? Padat karya tunai adalah memberikan pekerjaan yang low technology, tidak menggunakan teknologi tapi padat karya, dipedesaan. Terutama ditujukan untuk mempertahankan daya beli masyarakat dipedesaan. Jadi mendistribusikan uang pembangunan ke desa-desa." tutur Basuki pada video konferensi, pada Senin 13/4/2020.
Kemudian lebih rinci Basuki menjelaskan, alokasi anggaran padat karya tunai tahun 2020 ditujukan untuk pembuatan akuifer buatan guna menyimpan air hujan.
Adapun kegunaan lainnya untuk pemeliharaan rutin jalan sepanjang 47.017 kilo meter, pemeliharaan rutin jembatan sepanjang 496 kilo meter, peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 208.000 unit.
Baca Juga: Praktis, Ini Cara Delivery Services BBM dan LPG dari Pertamina
Selain itu Basuki juga menjelaskan akan mengunakan dana untuk pembangunan rumah swadaya sebanyak 12.000 unit, kota tanpa kumuh atau kotaku di 364 kelurahan, program pengembangan infrastruktur social ekonomi wilayah di 900 kecamatan.
Setelahnya Basuki juga berjanji akan menempatkan uang sebesar Rp. 10,22 Triliun untuk pembuatan tempat pengelolahan sampah reduce, reuse, dan recycle di 106 titik, sanitasi berbasis masyarakat di 1028 lokasi, penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat di 4.771 desa, dan program percepatan peningkatan tata guna air irigasi di 10 ribu lokasi.
Baca Juga: Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan Berharap Anggaran Realokasi Segera Sampai ke Masyarakat