Sonora.ID - Ningsih Tinampi kembali menjadi sorotan publik usai dirinya mengklaim memiliki dan menjual obat yang dapat digunakan untuk menangkal sekaligus menyembuhkan Covid-19.
Hal tersebut dirinya promosikan pad akun official Youtube miliknya.
Dari Pantauan SonoraID, Ningsih mengaku bahwa obat yang dijualnya memiliki khasiat yang sama seperti vaksin Covid-19.
Baca Juga: Ningsih Tinampi Jual Obat Penyembuh Covid-19, Ternyata Segini Harganya
"Obat ini untuk penyembuhan Corona. Di kedokteran banyak yang kenal obat ini. Dengan izin Allah, insyaallah sembuh," tutur Ningsih seperti yang dikutip SonoraID melalui akun YouTube miliknya.
Seperti yang kita ketahui diawal kemunculannya Ningsih Tinampi menjadi salah satu sosok yang kontroversional.
Karena dirinya membuka pengobatan alternatif, dan menawarkan jalan kesembuhan dengan metode kepercayaan.
Baca Juga: Kembali Jadi Sorotan, Ningsih Tinampi Klaim Jual Obat Sembuhkan Corona
Mengetahui permasalahan ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tak memberikan komentar lebih atas kabar yang menyatakan bahwa Ningsih memiliki obat yang sama khasiatnya seperti vaksin.
"Ini sudah bukan ranah saya lagi. Ningsih kan sudah klaim pengobatannya non medis. Jadi bukan ranah saya," kata Ketua IDI Kabupaten Pasuruan, Sujarwo, seperti dikutip dari detikcom, Rabu (15/4/2020).
IDI menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan komentar apapun terkait obat yang dijual Ningsih, sebab pengobatan yang dilakukannnya merupakan jenis non medis.
Diberitakan Sebelumnya bahwa Ningsih Tinampi menjual obat yang diklaim dapat memnyembuhkan orang yang terkontaminasi Covid-19.
Baca Juga: Praktik Pengobatan Ningsih Tinampi Digrebek Polisi, Dinkes, Dan Mereka Temukan Hal Ini
Adapun soal harga, Ningsih Tinampi mematok harga sebesar Rp. 35ribu untuk perbotol obat tersebut.
"Harganya Rp 35 ribu satu botol. Murah meriah," imbuhnya.
Menurut Ningsih Tinampi, obat tersebut terbuat dari sari buah-buahan alami dan dapat meningkatkan imunitas tubuh manusia.
Itu sebabnya obat tersebut dapat disamakan dengan vaksin Covid-19 yang saat ini belum tersebar luas di masyarakat.