Bali, Sonora.ID - Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, beberapa hotel di Bali akan mulai beroperasi 15 Mei 2020.
Pihaknya pun memperkirakan pada Bulan Juni hotel-hotel di Bali sudah diperbolehkan menerima tamu menginap.
"Informasi dari BIN (badan intelijen negara) itu Juni puncaknya. Jadi Mei-Juni itu kita ada harapan. Karena dari pihak OTA (Online Travel Agent) tanggal 15 Mei 2020, beberapa hotel itu harus buka. Nah keliatannnya mereka kalau buka Mei berarti Juni dia bisa terima hotel-hotel itu," kata Partha Adnyana usai menghadiri acara serah terima sembako dari Kementerian Pariwisata di Aula Joop Ave Politeknik Pariwisata Bali (dulu STP), Jalan Dharmawangsa, Kuta Selatan, Badung, Jumat (17/4/2020).
Baca Juga: Prediksi Corona Selesai Akhir Tahun Ini, Jokowi Yakin Pariwisata Booming di Tahun 2021
OTA adalah semacam marketing online bagi para pebisnis hotel.
Bagi pengusaha hotel, keberadaan OTA amat penting karena layanannya yang berbasis online untuk bisa menarik tamu lebih cepat mudah, dan praktis.
Agung Partha mengatakan, OTA pertama yang dilibatkan adalah Traveloka untuk menampung wisatawan domestik.
"Pertama yang macam Traveloka, yang domestik lah. Yang utama kan pasti domestik. Kita harapkan begitu," kata Partha.
Baca Juga: Kena PHK, 389 Pekerja Pariwisata di Bali Didaftarkan Kartu Prakerja
Namun demikian, jika seandainya ekspektasi dan perkiraan tersebut meleset alias pandemi Covid-19 di Bali masih belum menunjukkan penurunan, maka kemungkinan rencana ini diundur.
"Ya kalau belum diundur, mungkin Juli atau Agustus," katanya
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa sempat menyampaikan perkiraannya bahwa bulan Juni, Bali sudah bisa mendatangkan turis China ke Bali.
Sebab, menurutnya saat ini kasus Covid-19 di China sudah tidak ada lagi yang baru.
Baca Juga: Misteri 'Kekebalan' Bali Terhadap Covid-19 Jadi Sorotan Dunia
Saat ini, Putu Astawa mengatakan Pemerintah Provinsi Bali sedang fokus menangani Covid-19 agar tidak ada kasus baru lagi dan Bali segera pulih.
Di sisi lain, Kementerian Pariwisata baru saja memberikan sembako kepada para pelaku pariwisata Bali yang saat ini memang membutuhkan bantuan.
Dalam hal ini, pihaknya pun berharap agar penguluran bantuan ini tidak selesai sampai di sini saja.
"Sebab 8.000 ribu itu masih kurang, saya harapkan tidak hanya sekali, sebab jumlah yang butuh bantuan itu 20 hingga 30 ribu," ujar Partha Adnyana.
Baca Juga: Tidak Gunakan Masker, Warga Bali Dikenakan Denda 1 Kilo Beras