Palembang, Sonora.ID - Akibat Prabumulih masuk ke dalam zona merah penyebaran covid-19, membuat warga dari kota penghasil nanas tersebut menjadi trauma.
Hal itu diungkapkan Walikota Prabumulih, Ridho Yahya, saat dihubungi Radio Sonora melalui sambungan telpon, beberapa waktu lalu.
Menurut Ridho, pelabelan Kota Prabumulih sebagai zona merah, dapat menimbulkan dampak buruk untuk masyarakat daerah tersebut.
Baca Juga: Disebut Menyeramkan, Walikota: Saya Jamin Prabumulih Tidak Seperti Itu
“Dengan ada kata-kata zona merah, masyarakat kan jadi tegang akibatnya. Dengan tegang, akhirnya mereka kan jadi pikiran. Pikiran, perutnya kosong. Perut pada kosong, imunitasnya tidak kuat,” ungkapnya.
Ridho melihat, ketika imunitas tubuh warga Prabumulih turun, bukan hanya virus corona yang akan menyerang, melainkan penyakit lain juga.
Dampak lain dari penetapan zona merah, ungkap Ridho, adalah terjadinya keretakan hubungan antar kabupaten/kota.
Baca Juga: Prabumulih Sumsel Zona Merah, Prof. Yuwono: Akibat Transmisi Lokal
Ridho menambahkan, pihaknya juga telah melakukan prosedur terhadap pasien positif maupun pasien negatif, sesuai protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Apolagi sih salahnyo Prabumulih. Ini yang jadi masalah,” ujarnya.
Ridho merasa ada ketidakadilan dengan stigma zona merah yang disematkan ke Prabumulih.
Baca Juga: Setelah Prabumulih, Kini Palembang Berpotensi Jadi Zona Merah
“Makanya, kalau orang semua takut ke Prabumulih, ya sudah, seolah-olah kami membawa virus, jangan lewat di Prabumulih, jangan juga belanja di Prabumulih kalau model ini, kan. Ini yang jadi masalah,” pungkasnya.
Sebelumnya, diketahui bahwa wilayah tersebut menjadi salah satu wilayah berzona merah karena adanya transmisi lokal.
Bahkan hingga saat ini pun Palembang menjadi daerah dengan kasus transmisi lokal terbanyak di Sumatera Selatan.
Baca Juga: Sumsel Tetapkan Zona Merah Untuk Kota Prabumulih, Setelah Temuan Kasus Transmisi Lokal