Sonora.ID - Mengakibatkan banyak dampak negatif dan perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia bahkan dunia, virus corona masih terus menyerang masyarakat.
Semakin lama virus ini bertahan, maka semakin panjang juga rangkaian dampak dari virus tersebut yang kemudian menyusahkan kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah di bidang ekonomi, banyak perusahaan yang terpaksa melakukan PHK, serta banyak profesi yang tak lagi bisa mendapatkan keuntungan atau pendapatan dari pekerjaannya.
Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Lakukan Langkah Nyata Gugus Tugas Covid-19
Tak tinggal diam, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional atau ATR/BPN menggandeng Aksi Cepat Tanggap atau ACT untuk memberikan bantuan kepada pihak yang membutuhkan.
Pihaknya pun melibatkan Gugus Tugas Covid-19 ATR/BPN dalam menjalankan aksi sosial tersebut di tengah wabah corona ini.
Ketua Gugus Tugas ATR/BPN, Nurhadi Putra menyatakan bahwa pihaknya menganggap hal ini sebagai fokus utama dan sangat serius melakukan berbagai cara untuk mencegah dampak yang ditimbulkan dari virus ini.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kementrian ATR/BPN Potong Anggaran hingga Rp 2 Triliun
Dalam rangka meminimalisir dampak tersebut, pihaknya menggandeng ACT untuk melakukan dua kegiatan sosial.
"Ada dua kegiatan pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini yakni menyalurkan donasi melalui ACT, berupa sembilan bahan pokok (sembako) kepada pengemudi ojek online pedagang makanan, serta tukang parkir," kata Ketua Gugus Tugas Covid-19 ATR/BPN.
Selain bantuan berupa sembako, Gugus Tugas Covid-19 Kementerian ATR/BPN juga menyalurkan APD kepada Rumah Sakit Islam Cempaka Putih serta Rumah Sakit Umum Kebayoran Baru.
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Pantau Layanan Online di Daerah Melalui Video Conference
Tak hanya itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Himawan Arief Sugoto mengatakan bahwa Gugus Tugas Covid-19 ATR/BPN juga menggandeng Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) dalam kegiatan donasi maupun bantuan kepada yang membutuhkan.
"Kondisi saat ini sangat berpengaruh kepada ojek online. Kalau biasanya mereka bisa mengangkut penumpang, kini tidak boleh. Begitu juga bagi tukang parkir maupun pedagang makanan, kalau biasanya ramai kendaraan ataupun pesanan makanan, kini pegawai work from home," ujar Himawan Arief Sugoto.
Baca Juga: Tak Perlu Tinggalkan Rumah, Pemkot Makassar Berikan Bantuan 'Door to Door'