Sonora.ID - Memasuki bulan kedua pemberlakuan gerakan ‘di rumah aja’, waktu untuk bisa berkumpul bersama keluarga pun masih sangat banyak.
Langkah ini merupakan salah satu langkah utama yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meminimalisir adanya kumpulan massa yang memudahkan penularan virus corona.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN, dr. Hasto Wardoyo menyatakan bahwa ada masalah lain menjadi fokusnya pada saat gerakan ini dilakukan.
Bahkan dirinya menyatakan bahwa ada istilah yang menyebutkan corona negatif, istri positif di tengah masa karantina ‘di rumah aja’ ini.
Baca Juga: Hamil Saat Pandemi, Bumil Wajib Tayakan 5 Hal Ini Pada Dokter
“Ada jokes yang menyatakan ya corona negatif tapi istri positif, ini jokes yang enteng, tapi BKKBN merasa ini menjadi suatu tantangan yang tidak ringan,” jelas Hasto.
Pasalnya, pada situasi seperti ini kondisi ibu hamil muda akan sangat rentan terhadap penyakit, sehingga pihaknya menyatakan untuk lebih baik lakukan gerakan ‘hamil ditunda dulu’.
“Akan terjadi penurunan daya tahan tubuh bagi orang-orang yang hamil muda karena umumnya hamil muda itu alami mual dan muntah, kemudian menjadi mudah terinfeksi virus Covid-19 ini,” tambahnya menjelaskan.
Baca Juga: Susah Hamil Setelah Alami Keguguran? Minum Jamu Bukan Jawabannya
Maka, hal ini pun menjadi tantangan bagi BKKBN apabila banyak ibu yang hamil muda karena tidak bisa mengakses alat kontrasepsi.
Menjadi tantangan, karena kembali lagi bahwa salah satu penyebab terinfeksi virus corona adalah daya tahan tubuh yang sedang turun, dan hal tersebut sangat rentan dialami oleh ibu hamil muda.
“Maka yang harus agak kita waspadai adalah mereka yang tidak terlindungi dari sisi alat kontrasepsi, kemudian mereka hamil yang dalam jangka pendek bisa membuat daya tahan tubuhnya menurun,” jelas Hasto.
Baca Juga: Selama PSBB Pemkot Makassar Minta Masyarakat Salat Tarawih di Rumah Saja
Sedangkan jangka panjang dari banyaknya ibu hamil muda saat ini adalah nantinya akan banyak anak yang dilahirkan dalam waktu yang berdekatan.
Hal ini akan menghambat berbagai program misalnya program stunting, program perbaikan gizi anak dan ibu hamil, bahkan angka kematian ibu hamil dan bayi pun menjadi lebih tinggi lagi, serta berpotensi alami kemiskinan.
Pihaknya menegaskan bahwa hamil muda pada masa ini akan sangat beresiko, sehingga Hasto menegakkan gerakan 'hamil ditunda dulu'.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Masyarakat Harus Disiplin Saat Karantina di Rumah