Semarang, Sonora.ID - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengusulkan kepada Gubernur Jawa Tengah terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Semarang kata Ganjar dalam keterangan pers, Selasa (21/4/2020).
"Ada usul yang sangat bagus dari Pak Wali Kota tadi. Usulnya, agar berbicara dengan daerah sekitar, utamanya seperti Demak dan Kendal Kalau Semarang PSBB, daerah itu juga.Tidak semua area, minimal beberapa kecamatan," ungkap Ganjar.
Kota Semarang merupakan wilayah episentrum penyebaran virus corona. Artinya jika daerah tersebut memberlakukan PSBB, sudah semestinya daerah sekitar menyesuaikan.
Menurutnya, saat ini Pemkot Semarang masih melakukan perhitungan apa saja yang perlu disiapkan untuk penerapan PSBB.
Baca Juga: Untuk Warga Jateng di Jabodetabek, Ganjar akan Berikan Bantuan Sosial
Perhitungan itu terkait kesiapan Kota Semarang dalam memenuhi kebutuhan bantuan sosial masyarakat, transportasi dan sebagainya Penerapan PSBB, kata dia, bukan satu-satunya jalan yang bisa diambil dalam mengatur masyarakat untuk melakukan pencegagan penyebaran Covid-19.
Asalkan, masyarakat patuh dalam mengikuti arahan pemerintah dalam melakukan physical distancing sebagai upaya pencegahan penularan.
Ganjar menambahkan PSBB bisa diterapkan jika suatu daerah mengalami tren atau peningkatan kasus positif virus corona tinggi.
Baca Juga: Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan bagi Tim Medis Korban Corona
Di Kota Semarang saat ini jumlah kasus positif virus corona telah mencapai angka 128, atau sekitar 36,4 persen dari total kasus di Jateng.
Sebelumnya Wali Kota Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu untuk berhitung dan melakukan kajian secara mendalam terkait penerapan kebijakan tersebut.
Menurutnya, dari sisi anggaran kebijakan PSBB tidak ada masalah. Namun, hal yang masih harus dilakukan kajian yakni efektifitas PSBB jika hanya Semarang yang memberlakukan hal itu.
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Berbagi Makanan antar Tetangga adalah Modal Kekuatan Kita
"Karena kita tahu setiap pagi ribuan orang Kendal datang ke Mangkang dan Jrakah, di situ ada kawasan industri. Ribuan warga Demak datang ke Kaligawe karena ada kawasan industri. Kalau harus kami tutup, pabrik-pabrik juga ditutup. Selama 14 hari dilakukan PSBB segalanya clear tapi begitu dibuka lagi orang masuk lagi. Kira-kira ini jadi persoalan atau tidak," paparnya hari Senin lalu.
Selain kajian efektifitas PSBB, lanjut Hendi, pihaknya juga menyadari bahwa di Semarang tidak hanya terdiri dari warga mampu saja.Pemerintah perlu menghitung berapa banyak warga yang akan kehilangan pendapatan jika PSBB diterapkan.
"Saya rasa mencapai 50 persen lebih KK (kartu keluarga) bingung mencari makan kalau ini diberhentikan grek.Suplai pemerintah harus dihitung.Kalau pemerintah sudah memberikan suplai ternyata mereka dihitung masih punya celah tidak bisa lawan aktifitas dan berbelanja bahan makanan apa yang terjadi di kota ini? Harus dihitung," tegasnya.
Baca Juga: Ganjar Tolak Semprot Disinfektan pada Tubuh Manusia, Risma: Kandungannya Aman