Sonora.ID - Pengamat ekonomi Indonesia Aviliani menilai wabah virus Corona atau Covid-19 telah melumpuhkan ekonomi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Berbeda pada tahun 1998, dimana problema ekonomi terjadi pada perusahaan– perusahaan besar, dengan semakin naiknya hutang-hutang perusahaan.
“Tahun 1998 yang kena dampak perusahaan-perusahaan dimana hutang mereka naik-naik terus, justru tahun ini dampak ekonomi yang kena ukmnya” ujar Aviliani wawancara dengan Radio Smartfm (25/4)
Baca Juga: Daya Tarik dan Segarnya Wangi Keuntungan dari Usaha Laundry Kiloan
Ia mengatakan kedepannya dunia digital akan banyak menggalami perubahan, namun UKM Indonesia dengan total 42 juta, kurang dari 10% belum masuk ke e-commerce.
“dikaitan dengan digital akan ada perubahan kedepannya, nantinya diperlukan ukm untuk masuk menjadi bagian dunia digital, karena saat ini masih diperlukan quality control." tutur Aviliani.
Baca Juga: Nikmatnya Untung dari Berbisnis Sambal Produksi Rumahan
Sehingga diperlukan link untuk melindungi mereka masuk ke ecommerce agar bisa hidup kembali, padahal jumlah ukm 42 juta dan merupakan tulang punggung Indonesia namun belum 10% ukm masuk ke ecommerce” tegas Aviliani.
Menurut Ia, setelah corona selesai akan banyak perusahaan melakukan perubahan metode kerja ke arah efisien, sebab pola kerja work from home lebih efisien.
Sehingga nantinya menyebabkan banyak perusahaan akan melakukan phk, dan akan berefek kepada sektor-sektor seperti properti.
“Bahayanya setelah corona selesai akan banyak perusahaan melakukan phk, sebab akan banyak perubahan metode ke arah efisien, karena kemudahan work from home, dan sektor yang terdampak seperti property karena pengusahan tidak butuh gedung-gedung lagi” ujar Aviliani.
Baca Juga: Corona Datang Ekonomi Indonesia Melemah, Investor Susun Strategi