Banjarmasin, Sonora.ID - Adanya penurunan pendapatan daerah dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) diakui terjadi hampir merata di seluruh daerah di Kalimantan Selatan.
Hal itu dibenarkan oleh Kabid Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah Badan Keuangan Daerah Kalimantan Selatan, Rustamaji, yang dihubungi melalui sambungan telepon.
Penurunan tersebut menurutnya tak hanya terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, seperti yang diungkapkan Komisi II DPRD Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu dari hasil monitoring, melainkan juga di keseluruhan.
Baca Juga: Anies: Kasus Menurun, Tapi Jakarta Belum Merdeka Dari Covid-19
“Kalau diakumulasikan di real-time kami memang ada penurunan hampir 40 persen untuk Pajak Kendaraan Bermotor, bahkan untuk kendaraan baru itu Bea Balik Nama Kendaraan Bermotornya turun 50 persen,” ungkapnya.
Penurunan itu menurut Rustam, dilihat dari perbandingan yang terjadi per hari, sebelum meluasnya pandemi CoVID-19 di provinsi ini hingga sekarang.
Ia mengungkan jika secara kasat mata, di minggu ketiga bulan Maret masih terbilang normal.
Baca Juga: UPDATE: Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 1.591 Sembuh, 800 Meninggal
Di mana pada periode tersebut, kasus positif CoVID-19 belum diumumkan dan belum begitu terpengaruh pada pembayaran pajak kendaraan.
Namun di minggu keempat bulan Maret, penurunan mulai terasa seiring dengan penetapan masa tanggap darurat pasca diumumkannya satu kasus positif pada 22 Maret lalu.
“Terakhir kita lihat di hari Kamis, 30 April 2020, itu ada sekitar Rp 1,5 milyaran saja yang masuk dari PKB,” jelas Rustam
Angka tersebut sangat jauh turunnya dibandingkan dengan pendapatan pajak dari PKB yang normalnya dapat berkisar di angka Rp 2,7-3 milyaran per hari.
Baca Juga: Antisipasi Persebaran Covid-19, Satgas Lakukan Kontak Tracking Cluster Pasar Antasari
Penurunan itu sangat berkorelasi dengan prediksi sejumlah kalangan, yang meramalkan penerimaan pajak menurun seiring dengan meluasnya pandemi CoVID-19.
Bahkan untuk BBNKB yang turun drastis hingga 50 persen juga dikarenakan rendahnya tingkat pembelian kendaraan baru oleh masyarakat maupun instansi di dealer-dealer.
“Leasing atau perusahaan pembiayaan kebanyakan tutup sekarang karena mereka juga khawatir tidak dapat melakukan penagihan di tengah kondisi saat ini,” tambahnya lagi.
Baca Juga: #MayDay 2020, Buruh Gelar Aksi Sosial Bagikan APD ke Tenaga Medis