Banjarmasin, Sonora.ID - Kalimantan Selatan kembali kehilangan ulama kharismatiknya hari ini, Sabtu (02/05) pagi, bertepatan dengan hari kesembilan puasa Ramadhan 1441 Hijriah.
Ahmad Zuhdianoor atau yang akrab disapa Guru Zuhdi, meninggal dunia pukul 07.40 WITA, di RS Medistra, Jakarta, dalam masa perawatan kanker paru dengan differential diagnosis kanker kelenjar getah bening stadium akhir.
Ribuan jemaah memadati komplek Masjid Jami, Sungai Jingah, Kec. Banjarmasin Utara sejak pagi untuk menanti kedatangan jenazah ke masjid yang menjadi basis pengajian rutinnya.
Baca Juga: UPDATE: Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 di Jatim 1.031 Positif
Kabar wafatnya ulama kelahiran Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara, 48 tahun silam itu awalnya diterima Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Selatan, Syaifullah Tamliha, dari dokter yang merawat selama di rumah sakit.
Dari informasi tersebut, penyebabnya adalah gagal napas dan gagal jantung dalam masa perawatan.
Hal itu juga dibenarkan oleh staf pengajar di Pondok Pesantren Al-Falah Puteri, Hj. Mahbubah, yang mengungkapkan jika kabar wafatnya Guru Zuhdi dipastikan dari sambungan telepon dengan H. Minan, yang turut mendampingi di Jakarta.
Baca Juga: UPDATE: Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 1.591 Sembuh, 800 Meninggal
“Mari kita sama-sama menghadiahkan surah Al-Fatihah untuk almarhum,” ucapnya.
Dari pantauan reporter Smart FM Banjarmasin di Masjid Jami, antusiame masyarakat untuk turut mendoakan almarhum Guru Zuhdi memang sangat besar.
Namun tentunya penjagaan dari aparat kepolisian juga cukup ketat di tengah pandemi CoVID-19 seperti saat ini.
Sebelum menjalani perawatan di RS Medistra, Jakarta, mendiang memang sudah menghentikan sementara pengajian rutinnya di sejumlah masjid, seperti di Masjid Jami, Sungai Jingah setiap Sabtu malam, dan juga Kamis malam di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin, di masa awal merebaknya kasus CoVID-19 di Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Dokter Petugas Covid-19 Meninggal, Risma Kunjungi RSUD dr Sowandhie Surabaya
Pengumuman itu disampaikan melalui video resminya tertanggal 23 Maret lalu, terkait penghentian sementara pengajian rutin hingga waktu yang tidak ditentukan karena adanya ancaman pandemi CoVID-19.
Mendiang Guru Zuhdi dikenal sebagai ulama kharismatik yang dikenal ramah dan penuh senyum, yang lahir pada 10 Februari 1972 dan merupakan putra dari KH Muhammad, pimpinan Pondok Pesantrem Al-Falah tahun 1986-1993.
Selain dikenal sebagai pemuka agama yang memiliki jemaah yang mencapai puluhan ribu, Guru Zuhdi juga dikenal aktif dalam bidang sosial, terutama membantu pemadaman api dalam kebakaran yang terjadi di Kota Banjarmasin.
Bahkan tak segan untuk turun langsung menyiram api melalui selang, meskipun saat tengah malam.
Selamat jalan Guru Zuhdi.
Baca Juga: UPDATE: Kasus Covid-19 di DKI Jakarta 4.138 Positif, 421 Sembuh