Bantuan sembako ini berasal dari bantuan Presiden sebesar 10 ribu paket sembako, bantuan dari Pemprov Jatim senilai Rp 200 ribu, bantuan dari pihak swasta dan Pemkot Surabaya.
“Bantuan sembako ini untuk tiga bulan ke depan. Isi sembakonya bermacam-macam, tapi nilainya sama dengan nilai bantuan dari Kemensos senilai Rp 600 ribu,” kata Hendro.
Menurutnya, data terdampak Covid-19 sementara ini 27.023 KK. Data ini bergerak dinamis setiap waktunya, sehingga nantinya apabila ada warga Surabaya yang terdampak Covid-19 dan belum mendapatkan bantuan, maka warga bisa mengajukan melalui RW, karena RW adalah garda terdepan yang lebih mengetahui kondisi masyarakatnya.
“Nanti, RW bisa memasukkan usulan warga terdampaknya, kemudian Dinsos akan melakukan verifikasi, baru kemudian akan dilakukan penyerahan sembako bagi warga yang benar-benar berhak menerima,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa sistem pendistribusian bantuan sembako yang akan disalurkan melalui kelurahan itu akan dilakukan secara bertahap. Ia memastikan akan mendahulukan kelurahan yang telah menyelesaikan proses verifikasinya.
“Begitu verifikasinya selesai, kami bisa langsung cairkan. Rencananya mulai besok pendistribusiannya ke warga yang kelurahannya sudah selesai melakukan verifikasi,” kata Eri.
Karena pendistribusiannya secara bertahap, maka ia berharap tidak ada lagi warga Kota Surabaya yang bilang bahwa ini sudah atau ini belum menerima bantuan. Sebab, ini memang dilakukan secara bertahap, sehingga apabila kelurahan itu verifikasinya selesai, maka langsung bisa disalurkan.
“Kami harap tidak ada warga yang bilang, lho ini kok sudah dibagi, kok ini belum dibagi? sekali lagi, ini disalurkan secara bertahap,” pungkasnya.