Palembang, Sonora.ID - Ketua Asosiasi Pengusaha Pempek Palembang Yenny Anggraini, SH , M.Ikom dalam wawancara dengan Sonora mengatakan bahwa akibat pandemi wabah corona, omset penjualan para pedagang pempek di kota Palembang menurun sebesar 70 hingga 80%.
Hal ini karena kondisi ekonomi yang lesu sehingga masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan hidup yang utama.
“pempek kan kebutuhan sekunder,” ujarnya.
Baca Juga: Ajukan Permintaan, Kota Palembang Berpeluang Besar Terapkan PSBB
Dirinya menambahkan penurunan omset juga disebabkan diberlakukannya PSBB di daerah lain, sehingga pengiriman pempek jadi terhambat.
“Pempek kan bukan dijual di Palembang saja, akibat PSBB, sebagian pesawat tidak bisa terbang, cargo terhambat, transportasi bus juga tidak jalan, jadi pengaruhnya banyak sekali,” ujarnya.
Dirinya mengatakan bahwa sebenarnya momen puasa seperti sekarang adalah waktu bagi pengusaha pempek meraih keuntungan besar, namun akibat diterapkananya sosial distancing dan PSBB didaerah lain, maka keuntungan besar tersebut tidak tercapai.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Ketua MUI Palembang: Pembayaran Zakat Bisa Dipercepat
“bulan puasa sangat besar panen pempek, omset bisa 100% saat tahun kemaren, sekarang jualan terbuka tidak bisa dan lebih banyak ke online,” ujarnya.
Dirinya mengatakan bahwa untuk mensiasati minimnya penjualan dirinya memberdayakan jasa kurir dalam kota.
“kita buat sistem pembelian take away atau kirim langsung ke alamat lewat jasa kurir dalam kota, “ ujarnya.
Dirinya menambahkan bahwa pengiriman paket ke luar kota baru melayani Jabodetabek dan Bandung untuk daerah lain diluar pulau jawa seperti jawa tengah dan jawa timur tidak bisa karena masih memberlakukan PSBB.
Baca Juga: Gubernur Sumsel Upayakan PSBB Palembang dan Prabumulih Terealisasi