“Meskipun tutup, tapi perawatan Monkey Forest masih tetap normal. Kera-kera tetap kami kasi makan tujuh kali sehari seperti di hari-hari biasanya. Terkait pakan ini, kami anggarkan Rp 120 juta per bulan. Ini juga dilakukan supaya kera tidak rusuh, tidak masuk ke rumah-rumah warga karena kelaparan,” ujarnya.
Tak hanya perhatian pada kera, Gandra juga menyebutkan, pihaknya tidak merumahkan atau mem-PHK para pekerjanya.
Perubahan terjadi hanya pada pengurangan jam kerja, yaitu pekerja hanya bekerja delapan kali dalam satu bulannya.
Baca Juga: Dilaporkan Hilang Kontak, Tim SAR Berhasil Temukan KM Baruna Raya
“Ada 200 tenaga kerja, mereka dibagi dalam beberapa shift. Dalam sebulan, tiap pekerja bekerja selama delapan hari. Ini kami lakukan supaya tidak ada PHK,” ujarnya.
Pihaknya berharap situasi bisa segera pulih, supaya objek wisata Monkey Forest bisa berjalan seperti biasa.
"Semoga kondisi cepat pulih, supaya kita bisa bekerja normal kembali, dan objek wisata kami bisa segera dibuka kembali,” tandasnya.
Baca Juga: Putus Penyebaran Corona, Polda Sisir Terminal dan Perairan Bali