Bali, Sonora.ID - Pasca pandemi Covid-19, yang mengharuskan objek wisata Monkey Forest Ubud, Gianyar, Bali ditutup, tidak mengakibatkan pengelola objek ini menelantarkan ribuan kera yang selama ini menjadi daya tarik utama wisata.
Bahkan meskipun saat ini tidak ada pendapatan, pengelola tetap menggelontorkan biaya pakan kera sebesar Rp 120 juta per bulan.
Seperti diketahui, Monkey Forest Ubud merupakan sebuah hutan seluas 26 hektar di tengah Kota Ubud, yang dikelola secara mandiri oleh Desa Pakraman Padang Tegal.
Selama ini kera-kera tersebut ‘dibebasliarkan’ di dalam hutan.
Baca Juga: Jadi Wilayah Sentral Pariwisata Bali, Kecamatan Kuta Dan Petang Nihil Positif Covid-19
Meski demikian, dikutip dari Tribun Bali, pihak pengelola tetap memberikan pakan sebanyak tujuh kali sehari, dan melatih kera-kera tersebut supaya tidak berlaku liar pada pengunjung yang sebagian besar wisatawan mancanegara.
Jro Bendesa Padang Tegal, Made Gandra, Minggu (10/5/2020) mengatakan, meskipun objek wisata Monkey Forest telah ditutup, namun pemberian pakan kera tetap dilakukan seperti biaya.
Kebersihan lingkungan kera-kera ini juga tetap dijaga, untuk mengindari hal yang tidak diinginkan pada para kera.
Baca Juga: Saat Covid-19 Berakhir, Pemprov Bali Siapkan Program Pemulihan Pariwisata & Ekonomi
“Meskipun tutup, tapi perawatan Monkey Forest masih tetap normal. Kera-kera tetap kami kasi makan tujuh kali sehari seperti di hari-hari biasanya. Terkait pakan ini, kami anggarkan Rp 120 juta per bulan. Ini juga dilakukan supaya kera tidak rusuh, tidak masuk ke rumah-rumah warga karena kelaparan,” ujarnya.
Tak hanya perhatian pada kera, Gandra juga menyebutkan, pihaknya tidak merumahkan atau mem-PHK para pekerjanya.
Perubahan terjadi hanya pada pengurangan jam kerja, yaitu pekerja hanya bekerja delapan kali dalam satu bulannya.
Baca Juga: Dilaporkan Hilang Kontak, Tim SAR Berhasil Temukan KM Baruna Raya
“Ada 200 tenaga kerja, mereka dibagi dalam beberapa shift. Dalam sebulan, tiap pekerja bekerja selama delapan hari. Ini kami lakukan supaya tidak ada PHK,” ujarnya.
Pihaknya berharap situasi bisa segera pulih, supaya objek wisata Monkey Forest bisa berjalan seperti biasa.
"Semoga kondisi cepat pulih, supaya kita bisa bekerja normal kembali, dan objek wisata kami bisa segera dibuka kembali,” tandasnya.
Baca Juga: Putus Penyebaran Corona, Polda Sisir Terminal dan Perairan Bali