Dari 16 klaster itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu merinci, jumlah pasien terbaru per tanggal 9 Mei 2020.
Pertama, orang dalam pemantauan (ODP) dengan total 2.957, terdiri dari 153 rawat inap dan 587 rawat jalan.
Kemudian yang sudah selesai dipantau sebanyak 2.217.
Baca Juga: Nekat Konsumsi Obat Batuk Dengan Miras, Seorang Wanita Ditemukan Tewas
“Kalau pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 1.540 dari situ terbagi rawat jalan 273 dan rawat inap 663. Sudah terpantau 601 dan meninggal 3 orang,” terangnya.
Sementara itu, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 jumlahnya mencapai 667 pasien. Dari angka tersebut, 343 di antaranya tengah dirawat inap dan 144 orang rawat jalan. Sedangkan pasien sembuh mencapai 100 orang.
“Kemudian yang meninggal jumlahnya 80 orang,” jelasnya.
Baca Juga: Sebelum Dipulangkan, 25 PMI Ini Sumbangkan 700 Kg Beras untuk Karyawan Hotel
Dari semua itu, kata Risma, orang dalam resiko (ODR) totalnya 4.818, terdiri dari 210 masih dipantau, selesai dipantau 4.548, Penduduk Migran Indonesia (PMI) selesai dipantau 11 orang dan PMI masih dipantau 49.
Kemudian, PMI dalam pantauan jumlahnya 49.
“Kita telusuri terus. Misal si A ini kemana, A berjabat tangan dengan B, lalu kemana lagi itu terus kita cari. Makanya ada jumlah 4.818 itu. Kita terus awasi,” ungkapnya.
Saat kejadian itu, Wali Kota Risma menegaskan, sebetulnya pada waktu itu jumlahnya masih sekitar 4 ribuan.
Namun, lantaran terhambat alat, maka sulit dipisahkan dengan anggota keluarganya.
“Sekarang ini sudah bisa. Kemarin kita tes swab 1.083 orang di tes swab. Di situ kita langsung bisa pisahkan yang positif dan negatif,” pungkasnya.
Baca Juga: Pandemi, Warga kota Tomohon Tetap Ramai Kunjungi Pasar Tradisional