Wali Kota Risma Sebut Ada 16 Klaster Penularan Covid-19 di Surabaya

11 Mei 2020 17:50 WIB
Wali Kota Risma Sebut Ada 16 Klaster Penularan Covid-19 di Surabaya
Wali Kota Risma Sebut Ada 16 Klaster Penularan Covid-19 di Surabaya ( )

Surabaya, Sonora.ID - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, berdasar hasil tracing atau penelusuran yang dilakukan hingga saat ini diketahui terdapat 16 klaster penularan Covid-19 di Kota Pahlawan.

Data sejumlah 16 klaster tersebut, satu klaster dari luar negeri, sembilan klaster area publik, satu klaster Jakarta dan tiga klaster tempat kerja. 

Selain itu juga diketahui terdapat klaster seminar dan pelatihan serta klaster perkantoran dan asrama.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Sambut Irjen Fadil Sebagai Kapolda Jatim Baru

Risma mengatakan ketika ada warga yang positif maka belum tentu orang tersebut masuk dalam kategori klaster baru.

Ia mencontohkan seperti pada klaster dari luar negeri, petugas telah melakukan penelusuran pada siapa saja orang tersebut telah melakukan kontak.

Jika ditemukan ada yang terkonfirmasi, maka orang tersebut menjadi satu bagian dengan klaster luar negeri.

Baca Juga: iPusnas Hadirkan Perpustakaan Daring Tanpa Batas Untuk Masyarakat

“Seperti yang terjadi di PT. HM Sampoerna, itu bukan lah klaster baru,” kata Wali Kota Risma saat menggelar konferensi pers di Halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (10/5/2020).

Dari 16 klaster itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu merinci, jumlah pasien terbaru per tanggal 9 Mei 2020.

Pertama, orang dalam pemantauan (ODP) dengan total 2.957, terdiri dari 153 rawat inap dan 587 rawat jalan.

Kemudian yang sudah selesai dipantau sebanyak 2.217.

Baca Juga: Nekat Konsumsi Obat Batuk Dengan Miras, Seorang Wanita Ditemukan Tewas

“Kalau pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 1.540 dari situ terbagi rawat jalan 273 dan rawat inap 663. Sudah terpantau 601 dan meninggal 3 orang,” terangnya.

Sementara itu, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 jumlahnya mencapai 667 pasien. Dari angka tersebut, 343 di antaranya tengah dirawat inap dan 144 orang rawat jalan. Sedangkan pasien sembuh mencapai 100 orang.

“Kemudian yang meninggal jumlahnya 80 orang,” jelasnya.

Baca Juga: Sebelum Dipulangkan, 25 PMI Ini Sumbangkan 700 Kg Beras untuk Karyawan Hotel

Dari semua itu, kata Risma, orang dalam resiko (ODR) totalnya 4.818, terdiri dari 210 masih dipantau, selesai dipantau 4.548, Penduduk Migran Indonesia (PMI) selesai dipantau 11 orang dan PMI masih dipantau 49.

Kemudian, PMI dalam pantauan jumlahnya 49.

“Kita telusuri terus. Misal si A ini kemana, A berjabat tangan dengan B, lalu kemana lagi itu terus kita cari. Makanya ada jumlah 4.818 itu. Kita terus awasi,” ungkapnya.

Saat kejadian itu, Wali Kota Risma menegaskan, sebetulnya pada waktu itu jumlahnya masih sekitar 4 ribuan.

Namun, lantaran terhambat alat, maka sulit dipisahkan dengan anggota keluarganya.

“Sekarang ini sudah bisa. Kemarin kita tes swab 1.083 orang di tes swab. Di situ kita langsung bisa pisahkan yang positif dan negatif,” pungkasnya.

Baca Juga: Pandemi, Warga kota Tomohon Tetap Ramai Kunjungi Pasar Tradisional

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm