Sonora.ID - Hanung Bramantyo mendapat kesempatan untuk menjadi sutradara dalam pembuatan film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia.
Sebelumnya, film tersebut telah sukses di negara asalnya, Korea Selatan pada 2013 lalu dengan mendulang pendapatan USD 81,8 juta atas sekitar Rp 1,2 triliun.
Hanung pun menjelaskan beberapa perbedaan film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia dengan aslinya yang pertama dibuat oleh Korea Selatan.
Baca Juga: Dermawan Banget, Ini Alasan Tom Cruise Ingin Tetap Syuting di Italy Setelah Pandemi
1. Hukum yang dipakai
Film Miracle in Cell No.7 merupakan film yang memiliki unsur hukum di dalamnya.
Di mana dalam versi Korea Selatan, tokoh ayah yang memiliki keterbelakangan mental di film di penjara akibat dituduh melakukan penculikan dan kekerasan seksual terhadap anak.
Akibat peristiwa itu, anak perempuan tokoh ayah ini pun dikirim ke lembaga pengasuhan negara.
"Iya, ada yang beda, kalau lihat treatmen kan soal hukum. Meskipun yang main Indro atau Vino yang orang Indonesia, hukum yang ada tetap bukan di Indonesia, tapi hukum di film ini. Jadi bukan adaptasi hukum Indonesia, seperti hukum negeri sendiri, bahkan nama penjaranya fiktif," kata Hanung Bramantyo dalam telekonfrensi pers, Senin (11/5/2020).
"Ini keputusan atas saran dari penasihat hukum kita, jadinya kita mengcreate hukum sendiri. Jadi memang hukumnya nggak sama dengan indonesia, karena akan sangat berisiko jika kita adopsi hukum negeri ini kita bawa ke film," bebernya.
Baca Juga: Produser 'Parasite' Akan Remake Film 'Save The Green Planet!'
2. Iklim Berbeda
Selain itu Hanung juga menuturkan bahwa ada perbedaan penyebab konflik utama film tersebut.
Sekedar info dalam Miracle In Cell No.7, iklim jadi kunci dalam konflik utama jalannya film.
Ya, dalam film Miracle in Cell No.7 versi Korea Selatan, tokoh korban digambarkan tewas akibat terpeleset salju.
"Iklim di Indonesia beda sekali dengan di Korea selatan. Jadi di film korea itu kan iklim sangat berperan penting," jelasnya.
Film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia akan dibintangi aktris kenamaan seperti Vino G Bastian, Indro Warkop, Tora Sudiro, Bryan Domani, Indra Jegel, Rigen Rakelna, Denny Sumargo, Graceilla Abigail, dan Mawar De Jongh.