“Virus corona punya reseptor di paru-paru namanya Angiotensin Converting Enzyme II, ini belum berkembang dengan sempurna di tubuh anak kecil. Padahal ini reseptor yang berikatan dengan reseptor corona,” jelas dr. Naomi menjelaskan.
Hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang bahwa 80 persen penderita virus corona adalah mereka yang memiliki reseptor itu tadi.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang membuat anak cenderung lebih kebal atau memiliki kemungkinan yang rendah dalam terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Bisa Menyerang Anak Dibawah Umur, Kenali Gejala dan Penyebaran Virus Hepatitis A
Salah satu teorinya adalah justru karena imun pada anak belum berkembang dengan baik, sehingga respon inflamasinya pun menjadi lebih rendah.
Kemudian, ada juga teori yang menyebutkan bahwa anak-anak sering terpapar berbagai virus sehingga ada cross reaksi dari antibodinya.
“Beberapa teori-teori tersebut kemudian menyimpulkan bahwa karena fakta-fakta tersebut, maka anak-anak insidennya lebih rendah,” ungkapnya menambahkan.
Baca Juga: Disebut Bisa Cegah Covid-19, Apa Itu Herd Immunity? Bagaimana Cara Kerjanya?