Herd Immunity Beresiko Tingkatkan Korban Jiwa, WHO: Manusia Bukan Kawanan Hewan Ternak

19 Mei 2020 14:00 WIB
Herd Imunity Beresiko Tingkatkan Korban Jiwa, WHO: Manusia Bukan Kawanan Hewan Ternak
Herd Imunity Beresiko Tingkatkan Korban Jiwa, WHO: Manusia Bukan Kawanan Hewan Ternak ( Pixabay)

Sonora.ID - Beberapa negara memiliki wacana untuk menerapkan sistem Herd Immunity untuk melawan virus corona.

Hal ini dilakukan dengan tujuan menyelamatkan hidup manusia dan mengembalikan sistem kehidupan seperti pada umumnya.

Namun sayangnya hal ini ditentang oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Hal ini sangat di tentang oleh WHO karena memiliki resiko yang fatal.

Baca Juga: Bersitegang, WHO Minta AS dan China Bersama Melawan Virus Corona

Secara terang-terangan WHO menegaskan bahwa Herd Immunity bukanlah cara yang tepat dan bijak untuk melawan pandemi Covid-19.

Bahkan WHO geram kala ada beberapa negara yang masih berfikiran untuk melakukan Herd Immunity demi menstabilkan kembali ekonominya.

WHO juga menegaskan bahwa penerapan Herd Immunity dapat mempengaruhi dan meningkatkan korban jiwa, dan menegaskan bahwa manusia bukanlah kawanan ternak.

Baca Juga: Imbauan dan Panduan WHO Selama Ramadan di Masa Pandemi Covid-19

"Ini adalah penyakit serius. Ini adalah musuh publik nomor satu. Kami mengatakannya lagi, lagi, dan lagi," kata Dr Ryan diberitakan The Telegraph, 12 Mei 2020.

Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University menjelaskan, konsep awal herd immunity berasal dari kesehatan hewan yang mengutamakan kesehatan secara kelompok.

"Dengan arti lain tidak terlalu mengutamakan kesehatan individu," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/5/2020).

Baca Juga: WHO: Sedikitnya 20 Vaksin Untuk Virus Corona Sedang Dikembangkan

Dia menambahkan, terkait pada kesehatan manusia, herd immunity merupakan konsep yang dilakukan saat vaksin tersedia untuk mencegah penyakit menular.

Konsep herd immunity saat vaksin ada tersebut, lanjut Dicky, digunakan karena secara realita selalu ada kesulitan untuk mencapai cakupan imunisasi 100 persen.

"Sehingga pada beberapa kondisi, ditargetkan setidaknya (misal) 90 persen telah terimunisasi," ujar dia.

Sehingga yang telah terimunisasi ini akan menjadi barier atau benteng bagi orang yang masih belum terproteksi. Artinya, konsep herd immunity tanpa adanya vaksin merupakan kesalahan dan juga tidak manusiawi.

"Karena berarti, mengabaikan hak kesehatan individu dan menempatkan masyarakat pada posisi berbahaya," tegas Dicky.

Baca Juga: Lawan Pandemi Covid-19 Melalui Diplomasi Kesehatam Global

 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingatkan Bahaya Herd Immunity, WHO: Manusia Bukan Kawanan Ternak"

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm