Sonora.ID - Pandemi Covid-19 telah merubah seluruh tatanan masyarakat di dunia. Untuk mencegah wabah tersebut semakin meluas, para masyarakat diimbau untuk menaati aturan tinggal di rumah saja.
Berbagai kegiatan seperti bekerja, sekolah bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilaksanakan dari rumah saja.
Hal ini terjadi di hampir seluruh bagian dunia, yang mengharuskan para warganya untuk tetap di rumah saja.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Beragam Protokol Kesehatan di Era New Normal
Kecuali mereka yang memang harus keluar dan kegiatannya tidak bisa dilakukan dari rumah.
Perubahan ini berdampak luas di hampir seluruh sektor kehidupan. Pasalnya, berubahnya aktivitas sehari-hari masyarakat ini membuat dunia usaha sepi, mulai dari pariwisata, transportasi online, penjual retail, dan masih banyak lagi.
Meskipun sebaiknya tetap tinggal di rumah, namun diam di rumah tidak bisa selamanya diterapkan untuk menjaga kestabilan perekonomian suatu negara.
Baca Juga: New Normal, Bali Wacanakan Langkah-langkah Kesiapan Pariwisata
Sehingga sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan terkait kegiatan masyarakatnya. Dan hal ini lah yang disebut-sebut sebagai era the new normal.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
"Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktivitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah," kata Wiku kepada Kompas.com.
Protokol kesehatan
Wiku menerangkan, secara sosial disadari bahwa hal ini akan berpengaruh. Pasalnya, ada aturan yang disebutkan dalam protokol kesehatan untuk menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan orang lain.
Baca Juga: New Normal Usa Pandemi, PNS Kemenkeu Bebas Kerja dari Mana Saja
Masyarakat, kata Wiku, akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus corona.
"Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk Covid-19," katanya lagi.
Beberapa ahli dan pakar kesehatan dunia telah memastikan bahwa kemungkinan paling cepat dapat ditemukannya vaksin adalah pada 2021.
Baca Juga: Pentingnya Physical Distancing untuk Mencegah Penyebaran Covid-19
Artinya, masyarakat harus menjalani kehidupan secara new normal hingga tahun depan, bahkan lebih.
Oleh karenanya, perubahan perilaku akan menjadi kunci optimisme dalam menghadapi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah atau yang dikenal sebagai new normal.
"Tapi kita harus berpikiran positif, karena Indonesia punya kapasitas yang besar dan gotong royong, marilah kita gotong royong agar terbebas dari Covid-19," imbuhnya.