Pada tahun itu juga, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.
Setahun kemudian, Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.
Baca Juga: Jadi Pahlawan di Usia Belia? Berikut 3 Pahlawan Nasional Termuda
Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda.
Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Peringatan
Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang ditetapkan sejak 1959.
Baca Juga: Lirik Lagu Nasional Indonesia 'Tanah Air', Tanah airku tidak kulupakan
Hal tersebut ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa kebangkitan nasional Indonesia.
Tanggal 20 Mei dipilih karena pada tanggal tersebut Boedi Oetomo berdiri. Budi Oetomo dinilai menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Hari yang kerap disingkat Harkitnas merupakan hari nasional yang bukan hari libur.