Beliau menambahkan, hasil akhir dari pertemuan ini adalah diharapkan adanya kerja sama yang nyata dan konkrit untuk pembuatan vaksin atau obat-obatan, dengan harga yang terjangkau, dan pemerataan dalam pendistribusiannya, sehingga bisa didapat oleh semua lapisan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kemenkes RI, Acep Somantri menekankan pentingnya sinergi antara politik luar negeri (foreign policy) dan kebijakan kesehatan global (global health) untuk mendukung solidaritas dan kolaborasi global dalam penanganan Covid-19.
Melalui tatanan ini, kinerja Diplomasi Kesehatan Indonesia dioptimakan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menangani Covid-19.
Baca Juga: Kembali Membangun Kepercayaan Konsumen Menjadi Tantangan Industri Perhotelan
Terdapat 4 fokus diplomasi kesehatan yang dilakukan yaitu peningkatan kapasitas Indonesia dalam pencegahan, deteksi dan respon; menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19 melalui join-production; mengupayakan peluang kerja sama riset obat dan vaksin Covid-19, termasuk kerja sama clinical trial; dan peluang partisipasi Indonesia pada scalling-up produksi obat dan vaksin baru Covid-19 pada saat sudah ditemukan.
“Kita memiliki kemampuan untuk mendukung scalling-up produksi vaksin untuk kebutuhan global karena Indonesia memiliki Bio Farma yang produk vaksinnya sudah diakui WHO dan digunakan di lebih dari 140 negara”, ujar Acep.
Salah satu upaya Indonesia dalam bidang kesehatan untuk mengatasi Covid-19, Indonesia telah berpartisipasi dalam WHO Solidarity Trial yang bertujuan untuk mempercepat penemuan obat dan vaksin yang berkualitas, manjur dan aman. Solidaritas Trial ini menunjukan bahwa dunia menggalang kerjasama riset untuk mengatasi masalah bersama yaitu penanganan Covid-19.
Baca Juga: Menuju New Normal, Staf Pelayanan Kantor Desa dan Kelurahan Gunakan Face Shield